Part 27| I don't believe

163 50 29
                                    

Dengerin, ga dengerin rugi👆

Yang dukung Grista sama Rafi angkat tangan🙌

Apa butuh cover nya diganti foto Grista sama Rafi??

Stay give me vote! Kalo ga mau kasih jangan baca! Tapi kalau ga baca rugi😁

Bisa gak target 1,5k vote? Nanti up tiap hari sampe muntah-muntah?😁

Oke deh next

Happy reading❤

Grista POV

"Kenapa kamu pergi disaat cinta kita sudah menghampiri? i just wanna say, don't leave me:)"

-Grista-

"Innalillahi wa innalilahi roji'un, Green telah tiada pada tanggal 16 Februari 2021,"

"TIDAKK!!!!"

Aku berteriak sekeras mungkin, tubuhku dengan cepat menuju ke ranjang Green, setetes demi setetes air mataku pengalir segala sakit didadaku. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Green meninggalkanku? Tinggal satu langkah lagi kami akan bahagia? Kenapa? Kenapa sesakit ini!

"Tidak! Dokter bohong! Tuhan tidak akan menghukum keras atas dosaku ini, tidak!!" Pekikku, seraya kedua tanganku memeluk Green, seolah-olah dia milikku seorang.

Bahkan seperti Tuhan tidak pantas mengambilnya, karena ini hanya milikku! Serasa jantungku sudah remuk menjadi debu yang sudah hilang diterpa angin. Sangat menyakitkan Tuhan...

Tangisku sangat pecah, benar-benar pecah, seluruh wajahku sangat panas hembusan napasku juga panas. Aku menangis semenjadi-jadinya. Bagaimana bisa takdirku seburuk ini? Aku dan Green tidak pernah bahagia selama satu tahun ini, dan, disaat kisah bahagia kita dimulai. Tuhan membawa kekasihku pulang sebelum diriku. Tidak, ini tidak mungkin! Ini hanya mimpi!

"Green, bangun Green, aku disini! Aku disebelahmu! Kumohon bangun Green! Ka-katamu, kamu ingin aku memeluk mu bukan?" Setelah mengucapkan segalanya dengan gegabah, aku langsung membekap tubuh Green yang lemas dan dingin. Ku tempelkan kepalaku pada dadanya, dengan pas telingaku menempel pada dadanya, "Green, katamu, kamu ingin aku mendengar debaran jantungmu karena dekapanku. La-lalu, kenapa, aku tidak mendengarkan debaran jantungmu? GREEN! KATAKAN! KENAPA! JANGAN SEPENGECUT INI MENINGGALKAN GADISMU SENDIRIAN!"

Aku benar-benar letih, kepalaku bangkit dari pelukannya lalu aku membentaknya, meneriakkinya diiringi air mataku berderasan tanpa henti, dengan sisa-sisa tenagaku yang sebenarnya sangat lemah. Tak lama aku kembali lagi mendekap tubuhnya dengan membungkuk.

"Green, apakah kisah kita akan berakhir sesakit ini?" Ucapku pelan sambil menatap kosong depanku dan detik itu bibirku langsung tersenyum pahit, "Apakah ini hasil cinta kita selama satu tahun setengah? Apakah begini caramu memberiku hadiah aniv perjalanan kisah kita?" Lagi-lagi aku senyum pahit dan tetap memandang kosong depanku, sesekali aku meneteskan air mataku datar.

"Green, sakit, sakit Green, sangat sakit disaat pujaan hatimu pergi meninggalkanmu ke dunia lain. Green, jangan menambahi perihku yang dulu belum pulih dengan kamu meninggalkanku sendiri didunia kejam ini," tiba-tiba air mataku kembali menderas. Batinku sangat hancurrr, hancurr leburrr. Aku tidak membayangkan jika aku akan menghabiskan hidupku tanpa dia, tanpa Green yang aku cintai selama ini. Hanya dia, hanya dia yang aku cintai setelah kedua orang tuaku.

Orang tuaku pergi entah kemana, dan sekarang Green pergi meninggalkanku. Semua orang yang ku cintai pergi, kenapa Tuhan seadil ini? Sangat adil:)

"Apakah aku akan menghabiskan sisah hidupku tanpa dirimu, sampai penyakit ini menggerogoti sisa-sisa tenaga dan tulangku? Sampai akhir itu aku bisa menemuimu disana?" Kepalaku bangkit, punggung tanganku menyeka sisa air mataku, walau setelahnya akan menetes kembali. Pandanganku langsung menatap wajah Green yang pucat pasi dan terlihat begitu dingin. Lalu bibirku tersenyum pahit dan terkekeh garing.

GREENSTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang