Part 11| Maybe

174 67 139
                                    

Happy reading❤

Hati-hati, ada sedikit rahasia😉

"Mungkin kali ini hatiku yang menang dari pikiranku."

Saat ini dia, mheninggal dikamar mandi lelaki. Dan baru ditemukan tubuhnya menggantung, maksudnya kepalanya menggantung kan tubuhnya. Di salah satu ruang kamar mandi lelaki.

Aku tidak tahu dengan semua ini, mengapa terus menerus terjadi. Kejadian kemarin pun belum ditemukan siapa pembunuhnya, sekarang ada lagi.

Bahkan aku juga tidak tahu apakah mereka itu dibunuh atau benar-benar bunuh diri. Entah aku tidak tahu dengan semua ini. Entah Sejak kapan juga hal ini seperti ini.

Kali ini semua tatapan para murid SMA Simandara di dalam kantin ini menatap curiga padaku, aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan tentangku.

"Parah sihh ini, ada lagi, kenapa sekolah elite ini jadi kayak gini cobaa," ucap cepat dan gemetar Jesica sambil meminum seruput teh dingin di gelasnya.

"Aku gatau Jess," jawabku.

Seluruh murid begitu heboh dan saling membicarakan lelaki yang meninggal mengenaskan itu. Pandanganku memandang kosong didepanku. Tiba-tiba.

"Gris," panggil Jesica sambil menyenggol siku ku.

"Iya?" Jawabku

"Itu," jawab Jesica menunjuk dengan dagunya, segera mataku melihat ada apa.

"Lo dipanggil Bu Lia, cepet." Ucap dari salah satu siswi sekolah ini dan langsung pergi dengan melihatku jijik.

Jantungku langsung berdetak cepat saat telingaku mendengar kalimat itu. Mengapa aku harus terlibat dari masalah ini.

"Gemar banget tuh orang manggil lo, kayak udah dijadwal aja," Geram Jessica. Aku menjawabnya dengan senyuman.

"Sudahlah, kamu tunggu aja, kalau aku belum kembali. Kamu tinggal gak papa," Aku mencoba menenangkan amarah Jessica.

Hingga aku memutuskan pergi dari kantin menuju ruang BK, hingga kakiku berhenti disaat tujuanku tercapai.

Tok-tok-tok

"Masuk," terdengar pinta suara wanita paruh baya didalam balik pintu ruang BK. Selangkah kakiku langsung masuk kedalam ruang BK dan mendapatkan Bu Lia yang sedang memijat kanan kiri tulang pelipisnya dengan ibu jari dan jari manisnya, "cepet duduk," lanjutnya terdengar amat frustasi atau lelah dan langsung aku duduk disana.

"Benar kamu kemarin yang menjadi korban pelecehan?" Tanya bu Lia.

"Iya bu," jawabku.

"Apa setelah kamu lolos dari dia, kamu langsung pulang?" Tanyanya, "iya bu," jawabku.

"Aku disini hanya korban bu, bukan menjadi tersangka," lanjutku membuat bibir bu Lia menutup kembali saat hendak berbicara.

"Anda boleh cek di cctv sekolah, saya berangkat jam berapa dan dimana saja hari ini dan kemarin," lanjutku lagi dengan penjelasan.

"Saya juga tidak ingin menuduh Grista, saya juga sudah mengecek semuanya. Saya bertanya semua ini hanya untuk memastikan apakah benar atau tidak. Karena sekolah kita harus mengadakan laporan pada pihak kepolisian," penjelasan Bu Lia dengan lancar.

GREENSTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang