Part 26| The butterfly

182 54 45
                                    

Aku paksa kalian buat dengerin👆

Dipart kemarin judulnya The truth belum tentu semua rahasia terbongkar yaa, ini cuma rahasia kisah mereka😁

Seneng gak ternyata Green sebucin itu sama Grista??😁

Oke deh lanjut

Prepare your heart baby😌❤

Author POV

"Mencintai dalam diam sudah menjadi kebiasaan dalam diriku, jadi aku tidak akan terluka jika aku mencintaimu dalam diam lagi di dunia lain:)"

-Green-

Gelap, semuanya terasa gelap, kesepian, kesunyian, tidak ada siapapun dalam kegelapan ini, sesak, terasa dia berada dalam laut paling dalam, hingga cahaya apapun tidak bisa menembus lautan itu. Terasa tubuhnya mengambang, dadanya begitu sesak, sulit untuk bernapas. Semua rasa itu dirasakan oleh Green dan Grista.

Seluruh manusia di Rumah Sakit itu bergelonjak karena terkejut, semuanya langsung berjongkok bahkan ada yang tiarap ketika mendengar suara keras satu tembakan peluru berasal dari pistol, hingga menghancurkan keheningan gedung Rumah Sakit.

Anggota keamanan Rumah Sakit yang jaraknya sangat jauh dari keberadaan Green dan Grista saat ini, langsung bergegas panik menuju taman RS. Bahkan seluruh warga RS dari perawat, dokter, ahli gizi dan yang lain tidak berani mendekat se-centi pun pada Green dan Grista yang sudah tergeletak, matanya sudah terpejam indah. Darah dibagian perut Green terus bercucuran.

Hingga datang lah petugas keamanan saat itu juga para perawat didaerah taman, mendekati tubuh Green dan Grista, para perawat sudah membopong kedua tubuh Green dan Grista, Grista ditujukan dikamar rawat, sedangkan Green segera ditujukan pada ruang operasi. Sedangkan para petugas keamanan sudah sigap menjaga keamanan kedua jiwa ini Grista dan Green, karena takutnya ada perlawanan lagi/menyusul. Tak lupa mereka juga sudah menelepon pihak kepolisian.

Kamar rawat Grista dan ruang operasi Green tidak jauh, mungkin hanya berjarak tiga ruangan.

Dengan cepat para perawat sudah menancapkan infus pada punggung tangan Green maupun Grista, alat oksigen sederhana sudah ditancapkan pada kedua lubang hidung Grista, berbeda dengan Green alat ventilator sudah memenuhi hidung hingga mulut Green. Alat-alat besar sudah disekitar ranjang Green, bahkan para dokter dan perawat sudah memakai jubah berwarna hijau toska. Mereka sudah siap mengoprasi Green untuk mengeluarkan peluru di perut Green bagian tengah sedikit ke kiri.

Bahkan keluarga Green dan geng nya, Bara, Rafi, Daniel dan satu lagi, Jessica. Mendapat kabar dari pihak RS, mereka sudah berlarian mencari keberadaan Green maupun Grista, setelah mencari tau dari tempat adminitrasi rumah sakit, mereka bergegas menuju lantai dua dimana Green yang dioprasi pada lorong atau daerah yang sama dengan Grista.

Sesampainya disana. Mereka semua sangat panik, bahkan tidak ada yang duduk di kursi besi panjang, melainkan mondar mandir khawatir akan keadaan Green maupun Grista.

Sudah lamanya dua puluh menit, dokter yang sedari tadi sudah memeriksa Grista. Kini keluar dari balik pintu kamar rawat Grista. Didetik itu kepala mereka berempat langsung mendongak, orang pertama yang langsung berlari dan menghadap pada pak dokter adalah Rafi, dia begitu panik sudah sangat terlihat pada keriput wajah Rafi.

"Gimana Grista dok?" Rafi bertanya dengan sangat panik pada dokter didepannya.

"Apa anda wali dari Grista?" Tanya dokter itu.

"Kami semua walinya, dia tidak punya orang tua, jadi katakan saja pada kami," ucap Rafi menggebu, sangat geram pada dokter itu yang tak lekas mengatakan semuanya.

GREENSTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang