Comeback!
Yang baca ini, tolong di sebarkan ya cerita ini❤
Dengerin lagunya👆
Happy reading🖤
Author POV
"Kebahagiaan bukan lah akhir dari segala kisah."
-Grista
Empat hari berturut-turut, kini telah berhasil membuka mata rapat Grista. Dahi yang berkerut karena beratnya kepala yang ia rasakan. Pandangannya belum sepenuhnya jelas, terasa banyak titik-titik hitam di seluruh pandangannya.
Sekali kedipan bisa membuat pandangannya menjadi jelas sempurna, bola mata mengelilingi ruangan yang tidak ia kenal tapi ia singgahi saat ini, sepi tiada siapapun, matanya tertuju pada tangannya terdapat infus berada di punggung tangannya, dia langsung tau dia sekarang berada dimana. Pandangan terus bergerak, hingga terhenti pada satu titik yang menjanggal.
Terdapat buku tebal berbentuk persegi diatas nakas, tapi sampul pada buku itu terlihat begitu klasik berwarna coklat dan berbentuk berbeda dari sampul buku-buku lain.
Sekuat tenaga ia mencoba mendudukan tubuhnya diatas ranjang dengan kepala yang terasa berat dan nyeri, reflek satu tangannya memegang keras kepalanya.
Satu tangan yang lain mencoba menggapai buku bersampul klasik dan berbeda dari yang lain. Hitungan detik, akhirnya ia menangkap pucuk buku itu lalu ia tarik hingga buku itu berakhir pada kedua tangannya.
Satu tangannya yang bebas dari infus, ia kuatkan untuk membuka buku itu, tidak lupa sebelum membuka ia mendapatkan ukiran klasik, tertulis GG, Kecil dipojok buku itu tapi ukiran itu sangat indah. Seperti tulisan latin.
Otaknya yang sudah tersarang oleh ke kepoan, dengan cepat ia membuka buku itu.
DEG!
Jantungnya berdenyut nyeri ketika melihat apa isi dari halaman pertama buku itu, ini bukan buku biasa. Aneh, rasanya aneh, entah ini buku siapa, tapi debaran didada Grista terus berkumandang. Ia hampir mengenal siapa yang berada di dalam buku itu. Lembaran buku ini sangat banyak, dia melanjutkan ke halaman kedua.
Tubuhnya langsung terlemas ia yakin kini tulang-tulang nya sudah hancur lebur menjadi kerikil. Dadanya semakin mengembang kempis tak karuan. Kerutan di dahinya perlahan-lahan memudar.
Terlihat jelas terpapar dimata Grista, terdapat lukisan hitam putih berasal dari pensil, pensil yang berbeda dari yang lain. Seketika air matanya terjatuh begitu saja.
Menatap wajahnya terpapar manis terukir menjadi lukisan didalam buku itu, di lengkapi kalimat tertulis latin yang indah dibawah lukisan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...