Part 13| Hurtful speech

190 69 54
                                    

Aku UP lebih awal yaa😗

Dengerin terus ya lagunya👆 kalau habis, ulang lagi, siapa yang sering gitu wkwwk?

Yaudah, aku mau ngingetin, jangan emosi-emosi yaa😃😗

Oke deh, HAPPY READING

"Kau hancurkan aku dengan sikapmu."

"BIASALAH!WANITA HAUS CINTA SAMPAI NGEMIS-NGEMIS WKWK!!" Ucap keras dari lelaki tadi yang membentak-bentakku di lapangan depan.

Kalimat itu seperti sebuah pisau yang tajam menusuk keras lubuk jantungku, hingga aku merasakan perih yang membuat dadaku sesak, napasku sudah mulai memburu tak keruan.

Kakiku melangkah cepat, dan aku melihat Bella berada dipojok dinding setelah kantin, sepertinya dia menungguku.

"Gris?? Kamu gapapa? Kamu tadi kenapa? Kenapa kamu bisa digituin?" Tanya menggebu dari Bella yang terdengar begitu panik.

"Tidak ada, ini sudah biasa terjadi padaku," jawabku sambil berjalan pelan yang dibuntuti oleh Bella, "udah ayo masuk kelas." Lanjutku dengan langkah kami melangkah cepat menuju kelas.

__________

Waktu begitu cepat hingga sudah membawaku ke hari esok nya, warna langit yang sudah berubah menjadi ungu, biru tua kehitaman. Dan sesekali aku melihat beberapa bintang kecil sudah terlihat diatas sana.

Hampir dua menit, kulitku sudah merasakan peletikan air, aku rasa hujan akan turun. Segera aku berlari menuju halte bus dengan kedua tanganku membawa sebuah tas ransel.

Langkahku terus mengayun dengan satu tanganku yang menutupi kepalaku agar tidak kehujanan dan menyimpan erat-erat ranselku agar tidak kehujanan, hingga mataku mendapati bus yang sudah tiba didepanku, segera aku masuk kedalam.

Tempat demi tempat aku lewati, hingga aku sudah tiba di sebuah rumah kecil namun indah, aku langsung memasuki tempat itu dengan baju dan rambutku sedikit basah.

Tok-tok-tok

"Masuk," ucap datar seorang lelaki itu yang terdengar didalam sana.

Ceklek..

Saat membuka pintu rumah itu, disaat itu pula aku mendengarkan petikan gitar merdu yang menuntun langkahku menuju pada suara itu.

Ini adalah rumah Green namun hanya khusus untuk latihan musik, rumah ini sengaja diciptakan dengan dinding kedap suara, agar tidak mengganggu siapapun diluar sana.

Aku kesini untuk membawakan dia makanan dan baju untuknya, karena dia pasti akan lapar dan kedinginan sendirian disini.

Segera aku membuka tasku yang berisi kotak makan yang tersusun rapi, dan satu setel pakaian tebal untuk Green.

Rumah ini baru selesai di revisi empat bulan lalu baru. Sebenarnya ini rumah lama, rumah kedua orang tuanya. Entah karena apa akhirnya orang tua Green membangun kembali atau revisi rumah ini agar layak untuk disinggahi

"Ini kamu pakai dulu dan makan dulu, kamu sudah berjam-jam latihan, kamu pasti lelah," pintaku lembut sembari tanganku dengan lincah menyiapkan makanan dan bajunya agar segera ia pakai.

"Green?" Panggilku lembut

"Hm,"

Aku tidak mendengarkan jawaban apapun dari Green, melainkan hanya genjrengan gitar yang semakin keras.

GREENSTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang