Dengerin yang diatas👆
Pengen lanjut apa berhenti sampai sini?
Stay give me vote🤗
Happy reading❤
Author POV"Sangat menyakitkan, ketika memejamkan mata lalu tertidur"
-Grista-
"Fi! Katakan! Dimana Gr-"
"Green sudah dimakam kan Gris,"
Saut Rafi, yang terdengar dia begitu berat dan tidak iklas mengatakan semua itu. Bagaimana tidak? Jika Grista mengetahuinya, Rafi hanya takut jika Grista akan jatuh sakit lagi dan yang lebih ia takuti adalah, Grista semakin terpuruk menerima kenyataan dunia yang pahit ini dalam hidupnya.
Menusuk, kata-kata dalam kalimat Rafi itu menusuk menyakitkan pada jantung Grista. Fisiknya yang masih lemah kini juga harus menanggung keperihan tak kasat mata dibatin Grista. Kenapa ini sangat menyakitkan? Bagaimana semua ini nyata? Sedangkan Grista berharap jika semua ini mimpi.
Rasa hancur masih melingkar mengikat erat tubuh Grista, hingga hanya tersisah kesesakan yang dialaminya. Tenggorokannya begitu mengeras, sangat sakit ketika berusaha menelan ludahnya sendiri hanya untuk menahan air matanya yang akan segera menetes. Sangat sesak, sakit, perih dan hancur melingkup menjadi satu dalam seluruh tubuh Grista.
Kenapa penyakit ini sangat suka menghinggap pada raga Grista? Kenapa seolah-olah sakit ini menertawakan air matanya yang berjatuhan. Kenapa semesta seolah-olah bahagia akan kesakitan dan kesesakan itu terasa setiap Grista bernapas?
Ia langsung melemas, menyendekan punggungnya ke bantal yang sudah berdiri dibelakangnya. Menatap kosong depannya, napasnya sudah memburu tak beraturan. Ia tak tahan, Grista sudah tidak tahan dengan semua sakit ini, semua sesak ini. Ia memutuskan meneteskan bulir bening itu dengan susah payah sampai matanya memanas. Sesekali satu tangannya membekap mulutnya, menangis merintih dalam bekapan itu. Tetesan demi tetesan mengalir begitu saja.
"Aghhh...agghhhh...aaaggghhh," suara isakan tangis Grista terdengar begitu tertekan, dan sesekali satu tangannya yang free ia pukul-pukulkan pada dadanya yang sangat sesaknya tiada tara.
Rafi yang sedari tadi menunduk kini mendongak dan dengan langkah cepat, tangannya segera memberhentikan aksi kepalan tangan Grista terus memukul dada kirinya. Dengan elusan lembut tangan Rafi, dapat memudarkan kepalan keras tangan Grista. Lalu Rafi menggenggam lembut dan erat tangan Grista. Menatap sendu pada Grista yang masih menangis merintih dibalik bekapan satu tangannya, dengan matanya sedari tadi terpejam.
"Kuatkan hatimu Griss, setiap bulir bening yang kamu keluarkan semakin membuat hatiku juga hancur. Jujur," ucap lembut dan meyakinkan pada Grista.
"Kumohon, hentikan, jantungmu akan semakin lemah jika kamu tersakiti seperti ini. Lepaskan dia, ikhlas kan dia, aku tahu itu tidak akan mudah. Tapi dengan cara kamu melepaskan dia, maka beban apapun akan terlepas juga," jelas Rafi, malah membuat Grista murka. Detik itu tangan Grista yang sedari tadi digenggam Rafi, langsung ia hempaskan hingga membuat genggaman itu terlepas indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...