Cocok gak kira-kira lagu (arti liriknya) diatas buat bab ini?😁
Semua pertanyaan kalian akan dibahas dibab ini!!!
Happy reading😍
Grista POV
"Aku tahu, semua manusia berhak berubah dan waktu itu aku sudah menerima perubahan setiap manusia dksekitarku. Dan sekarang, sudah saatnya diriku berubah"
-Grista
Flashback On
Kurang lebih saat ini pukul 15.00 tentu matahari saat ini berusaha menyembunyikan dirinya.
Kedua netraku menatap diluar jendela kelasku, pemandangan indah yang aku dapatkan dalam pandanganku.
Kali ini pikiranku kosong tiada siapapun dan apapun. Sedikit tenang namun terasa menyedihkan. Hmm, namun ini sudah biasa menurutku.
Aku suka dengan kesunyian tapi aku tidak suka dengan kesendirian. Ini hidupku yang tidak ada arahnya, seolah-olah semua manusia dengan gampangnya masuk ke dalam hidupku dan menjadi bagian besar dalam kisahku. Entah, apakah hanya aku saja yang merasakan seperti ini atau ada orang lain juga yang merasakan rasa ini.
Kisahku tidak hanya tentang rasa cintaku terhadap Green. Tapi ini juga tentang diriku yang tidak memiliki apapun kecuali diriku sendiri. Aku, adalah wanita yang dipaksa dewasa dengan keadaan bukan dipaksa dewasa dengan suatu ajaran.
Aku sudah lama ditinggal orang tuaku, bahkan sebenarnya aku masih lemah dalam memilah mana hal yang baik dan buruk untuk dilakukan. Aku selalu berpikir sendiri untuk menjaga diriku sendiri agar tetap utuh. Jiwaku saja menyakiti diriku sendiri. Tetapi aku yakin Tuhan itu baik.
BEGH!
Jantungku seketika berdegup kencang, karena aku terkejut ketika aku sedang enak-enaknya menikmati pemandangan. Tiba-tiba saja ada seseorang menarik tanganku dan membawa tubuhku berjalan meninggalkan kelas.
"Ada apa!" Pekikku heran terhadap Bryan yang tiba-tiba membawa tubuhku dengan terburu-buru.
"Sudah waktunya!" Jawabnya lirih namun tegas, sembari ia masih membawa tubuhku menuju parkiran siswa.
"Waktunya apa?? Makan? Tidur? Apa?!" Tanyaku terburu-buru. Karena entah kenapa tiba-tiba aku takut dengan tingkah Bryan yang aneh.
"Sekarang! Ikut gua dulu baru gua jelasin," jelasnya, dengan ia melempar tubuhku untuk masuk ke dalam mobilnya.
Tak lama dia memasuki mobilnya dan langsung mengegaskan mobil ini, membuat diriku terkejut kedua kalinya.
"Maksudmu apa?!" Tanyaku lagi.
"Setelah ini lo tahu apa yang akan gua tunjukin!" Tegasnya yang sibuk mengendarai mobil.
Aku langsung terdiam lama, dan tentunya kami diam-diaman.
"Bukti." Singkat Bryan, memberi tahu aku. Dan tentunya aku hanya diam.
Langit semakin gelap, aku tidak menyangkal jika perjalanan ini cukup jauh dan menyita banyak waktu. Aku dan Bryan selama perjalanan hanya berdiam seperti memikirkan sesuatu. Dan aku tidak menyangkal bahwa ia akan sebersikeras ini untuk menunjukkan bahwa ia tidak salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...