Part 44| In the hole

163 36 21
                                    

JANGAN LUPA DIPLAY👆
DIPUTAR DULU BARU BACA!

Semangat dong bacanya jangan lesu🥰

Prepare your heart

Happy reading❤

Grista POV

"Bahkan aku tidak tahu akan sehancur apa diriku, ketika melihatmu benar-benar melupakanku"

-Grista-

Green dan antek-antek nya berjalan menuju dalam kantin. Green! Seorang Green! Yang menjadi tempat gosip satu sekolah ini, dengan berita yang tertulis bahwa Green Affando dikeluarkan dari sekolah karena menghamili perempuan dalam sekolah. Dan kali ini dia kembali? Kembali menjadi siswa di sekolah ini?!

Sekali lagi, sekali lagi aku melihat paras nya, melihat pahatan wajahnya yang begitu tajam khas seorang Green. Detik itu Kenangan sepintas tentang aku dan dirinya kembali mengusik ketentraman pikiranku, mengingat kenangan paling dalam yang tak pernah aku alami sebelumnya. Entah mengapa setiap aku semakin berusaha menghilangkannya dari pikiranku, sebuah rasa rindu dan cinta bukannya menghilang, namun semakin melekat pada perasaanku.

Kedua netraku masih lekat menatapnya, mengikuti setiap gerak-gerik tubuhnya yang semakin mendekat pada daerahku. Berdiriku yang tak sempurna, menatapnya dengan harapan yang tak kunjung tercipta.

Seketika pendengaranku menjadi mendengung tak jelas, bisikan-bisikan tercipta dari mulut manusia-manusia disekitarku, tapi pendengaran itu menjadi tidak jelas. Aku lebih memfokuskan tatapanku terhadap Green, hanya Green. Sesekali aku melihat sepintas senyuman yang tercipta pada wajahnya yang kusut.

Apa yang dikatakan Bara memang benar. Green hanya seorang pelajar, dia bukan seorang Ayah yang membesarkan Anak orang lain. Bayi itu benar-benar bukan Anak Green. Tapi siapa Ayah dari bayi itu?? Aku masih tidak mengerti dengan semua rahasia ini.

Tiba-tiba saja tubuhku bergelonjak terkejut, menggerakan beberapa organ tubuhku, memperlihatkan betapa diriku salah tingkah ketika kedua mata Green menatap singkat tatapanku. Detik itu juga jantungku berdebar, pandanganku menunduk, aku menebak saat ini wajahku sedang kebingungan dan takut. Aku yakin akan itu.

Tak lama Green dan kawan-kawannya duduk bersamaan dibangku yang sudah kosong sedari tadi. Jarak yang tidak begitu jauh dari tempatku saat ini, detik itu juga aku ikut terduduk dari berdiriku. Sesekali aku menghembus napasku kasar. Sedikit demi sedikit aku memakan makanan yang sudah tersedia sedari tadi didepanku.

Menatap hambar makanan didepanku, tapi tanganku terus temerus menyuapkan suapan makanan pada mulutku.

"Gris!"

Bentakan itu membuat tubuhku tersentak terkejut, untung saja aku tidak tersedak. Kedua mataku reflek menatap seseorang yang membentakku.

Dia Indah.

"Lo mikirin apa?!" Bentaknya lagi tampak khawatir menatapku.

"Mulut lo penuh sama nasi! Lo gila hah?!" Lanjut Indah sembari membersihkan sisa-sisa makanan disekeliling bibirku dengan tisu.

Seketika itu aku baru sadar dan merasakan penuhnya dalam mulutku akan nasi-nasi tadi yang hanya aku masukan kepada mulutku tanpa aku kunyah dan aku telan. Tanpa basa-basi aku langsung mengunyah perlahan-lahan makanan didalam mulutku dan lagi-lagi sembari melamun.

"Eh BI! Kita disini!"

"Ohhh hahahah, dari tadi aku cariin kemana-mana!" Seru wanita itu.

Kepalaku otomatis menoleh pada sumber suara, menatap lekat kehadiran Bianca diujung pintu masuk kantin yang disambut dengan meriah oleh mereka berempat. Green, Daniel, Bara, Rafi.

GREENSTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang