DENGERIN WAJIB!👆
Jaga jantung baik-baik yaa, bab ini mengandung kegirasan hahahah.
Yaudah lanjut!
Happy reading❤
Green POV
"I see my future in your eyes"
-Green-
Satu tanganku langsung memukul keras setir mobil didepanku. Sial! Grista pasti lolos kabur dari aku! Awas aja nanti, aku bikin dia gak selamat beneran. Dia anggap aku bohong?! Lihat aja. Dengan kesalku aku memunculkan senyum licik pada pandangan kosongku.
Entah lah! Akhir-akhir ini nama GRISTA GABRIEL itu membuatku gila setengah mati, jika aku sudah kerja saat ini pasti aku sudah menikahinya saat ini! Dia membuatku khawatir. Kemana sekarang dia! Sedangkan aku dari tadi menunggu dia didepan sekolah! Telfon juga gak diangkat! Sumpah, otakku sudah traveling kemana-mana! Udah dibilang jangan pergi eh malah pergi.
Sedari tadi dahiku berkerut kesal, bahkan sepertinya rambut ku acak-acakan karena dari tadi aku menggaruk-garuk kepalaku kasar. Bagaimana tidak?! Tanpa kabar dari Grista sangat membuatku frustasi. Mataku mulai melihat kanan kiri depanku, hingga ada rasa janggal pada ekor mataku. Kepalaku reflek menoleh tak sengaja menghadap kanan, melihat luar dari jendela mobilku yang tertutup.
Tanpa terasa bibirku mengulum senyum tipis tapi dibatinku terasa banyak akan kupu-kupu. Entahlah tiba-tiba saja aku menjadi tuan Green Bucindo. Kedua tanganku merapikan rambutku tanpa melihat kaca, juga merapikan bajuku yang pasti juga berantakan. Tapi mataku tetap menatap luar dari jendela mobilku.
Sengaja satu jari telunjukku menekan tombol untuk menurunkan jendela mobil. Satu alisku terangkat dengan wajahku kubuat menyebalkan dimata Grista, tentu kini mata Grista membelak terkejut karena didalam jendela mobil itu ada aku. Bibirku tersenyum meremehkan padanya, yang wajahnya tak terhenti mengukir akan malu dan terkejut.
Karena sedari tadi Grista mengaca pada jendela mobilku, bahkan ia meneteskan dengan kaku liptint berwarna merah pada bibirnya. Entah sejak kapan ia memakai itu, bahkan aku heran, dia mendapatkan barang itu dari mana. Tapi masih terlihat pada gerakannya dia begitu kaku memakainya, bahkan liptint itu tidak rata dibibirnya. Setauku selama ini dia tidak pernah memakai alat atau benda kecantikan sekali pun. Bibirnya memang asli merah pada pagi hari dan menjadi pink pada siang sampai sore, malamnya bibirnya menjadi merah lagi.
"Gr-Green?!" Paniknya, bahkan lototan mata itu tidak luntur sekali pun.
"Iya, ayo masuk, jangan kabur lagi dari gua!" Tegasku sambil tanganku membuka pintu sebelah kiriku tempat untuk penumpang. Tapi Grista masih berdiri dengan raut ragu. Apa yang dia ragukan ya tuhan!! Sungguh aku tidak tahan melihatnya lelet seperti ini, ingin rasanya aku culik dan aku tahan dia.
"Cepet Gris!" Bentakku kini sukses membuatnya berjalan cepat untuk masuk ke dalam mobil hingga menutup kembali pintu mobil.
"Mo-mobil baru?" Tanya Grista memecah keheningan di perjalanan kita dari tadi.
"Iya," balasku, tentu ini mobil baru, ohh, itu alasannya Grista mengaca dijendela mobilku? Karena dia gak tau kalau aku ganti mobil. Hahaha.
"Ngapain pakai lip-lip gituan? Mau jadi jamet?"
Pertanyaanku itu membuatnya menoleh terkejut tentu lengkap dengan lototan mata, membuatku tersenyum tipis. Sangat suka sekali membuatnya marah, panik dan takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...