Wajib play👆
Prepare your Heart!
Happy reading❤
Author POV
"Kisah kita begitu amat singkat"
-Grista-
"Lo duduk dibelakang," pinta Green datar sembari menghidupkan mobilnya. Pinta itu tertuju pada Grista, hanya Grista. Mengapa harus Grista?
Grista tersenyum getir, ia sedikit mengambil napas lalu membuangnya. Ia tetap tersenyum, walau jantungnya sedang berdenyut nyeri saat ini. Ia berpikir bahwa Green menginginkan Bella disisinya agar Bella tidak terjadi apa-apa. Agar Bella kembali sehat mungkin.
Anggap saja Green sebaik itu kepada semua orang. Pikir Grista.
Kini ia memasuki mobil bagian belakang, ia sendirian. Bella dan Green ada didepannya.
Seru bukan?
"Kak Green, aku dibelakang aja. Grista yang seharusnya disini!" Seru Bella sembari bersiap-siap pergi keluar mobil.
Dengan cepat satu tangan Green memegang sebelah tangan Bella, berniat menghentikan langkah Bella. Bella menatap langsung pada Green.
Mata mereka saling betemu.
Selang lima detik berpandangan, kepala Green menggeleng pada Bella. Sebuah petanda penolakan awal dan halus bagi Green.
"Tidak kak, Gris–"
"Lo masih belum pulih! Kalau lo dibelakang sendirian. Siapa yang ngawasi?!"
"Biar aku sama Grista dibelakang, kakak didep–"
Belum sempat Bella melengkapi kalimatnya, Green sudah menatapnya dengan tatapan sadis. Lidah Bella seketika tercekat. Ia membeku ditempat.
Sekian lama ia membeku, hingga akhirnya Green menjalankan mobilnya. Satu tangan Grista memegang pundak Bella. Bella menatapnya penuh kesedihan.
Kepala Grista menggeleng sembari tersenyum. Petanda tidak apa-apa, bukan? Iyaa itu tandanya. Ia berusaha menenangkan Bella.
Jika Bella disisi Green membuat Green bahagia. Maka itu tidak akan bermasalah bagi Grista. Grista hanya ingin Green bahagia, bahkan jika ia dipaksa untuk mengorbankan perasaannya demi kebahagiaan Green. Ia tetap akan melakukannya.
Hanya demi Green.
Selang sepuluh menit, mereka sampai dikerumunan banyak orang. Pasar malam yang dekat dengan puncak Kota Bandung. Disana sudah lengkap akan makanan dan lain-lain. Lampu disana sangat terang, bahkan tempatya tidak kumuh. Disana sangat bersih.
Mereka bertiga sudah berjalan bersama, Green berdampingan bersama Grista. Bella dibelakang mereka. Grista selalu mengoceh, ingin itu dan ini. Tentu Green mengabulkan permintaannya. Sesekali Grista berjalan bersenang-senang dengan Bella dan meninggalkan Green sendirian. Ia terlalu asik.
"Green? Minta apa? Jasuke? Aku pesenin ya?!" Seru Grista. Green hanya mengangguk menuruti perkataan kekasihnya.
Sekejap ia masih mengingat jika Grista miliknya, tapi sekejap ia berpaling melupakan Grista dan bersanding kepada Bella. Sebenarnya siapa Bella!
KAMU SEDANG MEMBACA
GREENSTA [END]
Teen Fiction"Aku memutuskan untuk mencintainya, jadi aku harus siap untuk menerima segenap luka yang akan ia ciptakan." -Grista Gabriel- "Lo udah gak cantik, gak punya akhlak dan kali ini lo udah gak suci dimata gua!" "Inget Gris! Gua akan buang lo setelah gua...