Hehe😁
Rencananya mau up malam, tapi sadar kouta sekarat.
***
"Alhamdulillah, nilai gue baik, Man. Gue senang banget!"Sedari tadi Jilan tak henti-hentinya mengucapkan syukur. Bagaimana tidak, setelah berperang dengan pikiran nya untuk melanjutkan kuliah atau tidak dan akhirnya Jilan melanjutkan kuliahnya. Dengan sedikit paksaan Ken, sih. Sebenarnya Jilan tak ada uang untuk membiayai kuliahnya, biaya hidup sehari-hari saja ia masih kurang.
Walaupun kemarin lulus dengan nilai terbaik, apalagi Jilan yang lulus murni di universitas ternama di kota ini. Semester pertama telah ia lewati, bersama Manda. Jilan melewati enam bulan terakhir ini dengan baik. Ya, Manda memang melanjutkan kuliahnya disini. Bersama Manda terkadang Jilan juga ada nakal-nakalnya. Tapi, lebih banyak belajarnya.
"Iya, Lan. Sekali lagi selamat!" ujar Manda bosan dan jengah mendengar Jilan yang masih mengucapkan kata yang sama.
Bukannya nilai Manda tak baik. Nilai yang ia peroleh pas-pasan dan itu membuat kebahagian tersendiri untuknya. Beginilah nasib orang yang nggak pernah punya nilai bagus. Lain dengan Ken, cowok itu akan tetap seperti biasanya, mendapat nilai tertinggi. Ken sudah semester 3, satu tahun di atas Jilan dan Manda tentunya.
Sekarang sudah pukul tiga sore, yang artinya sekarang di Indonesia pukul sembilan malam. Dengan senang, Jilan menyimpan hasil belajarnya selama enam bulan ini didalam lemari pakainya baik-baik. Bahkan sebelum masuk, ia mengelus kertas itu, seperti Binatang saja, ya. Ketika masuk harus dielus.
"Manda, Natha pulang?" tanya Jilan pada Manda yang bersandar pada kursi.
Jilan dan Manda satu apartemen. Bukan apartemen kecil Jilan yang dulu lagi. Melainkan apartemen yang bisa mencangkup mereka berdua didalamnya, agak luas. Dan perbulan nya mereka akan membayar secara berbagi dua. Orang tua Manda sudah menawari bahwa mereka yang akan membayarnya, namun Jilan menolak dengan alasan tak enak hati.
"Gue kerja dulu, lo ikut nggak?" tanya Jilan.
Setiap hari, Natha hanya di rumah, belajar dan main hp. Terkadang dia mengikuti Jika ke cafe untuk sekedar cuci mata. "Ikut deh. Malas gue disini. Lagian ujian udah selesai. Nggak ada yang perlu dipelajari lagi," ucap Manda berdiri menuju kamarnya.
Sembari menunggu Manda, Jilan membalas chat dari Natha. Cewek itu melanjutkan kuliahnya di London, bersama Keo. Aneh, kan? Tapi itulah nyatanya. Keo dan Natha pun sudah jadian sejak lulus SMA. Dan atas persetujuan orang tua masing-masing mereka kuliah bersama. Berbeda dengan Vira, cewek itu sama sekali tak berniat untuk kuliah. Kegiatannya hanya untuk jalan-jalan, have fun bersama teman-temannya. Dia memang bekerja, tetapi pekerjaan bukanlah prioritas utamanya.
Natha Ayla:
Gue besok pulang ke Indo bareng Keo.Jilan Agatha:
Gue cuma bilang hati-hati.
Terus gue mau minta tolong sama lo lihat kondisi Jinan. Apa dia masih sering masuk rumah sakit lagi apa nggak?Natha Ayla:
Oke, Manda mana?Jilan Agatha:
Lagi beres. Kita mau ke kafe.Natha Ayla:
Lo beneran nggak mau pulang?
Nggak kangen rumah kelahiran?
Nggak kangen Axel? Jinan? Juna? Om Sofyan? Tante Ochi? Roy? Vira? My Dad? My Mom? Nggak ada yang lo kangenin. Terus nanti kalau lo pulang kita ketemu. Emangnya lo nggak kangen gue?
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT TWINS [ END ]
Fiksi RemajaJilan Agatha. Sifatnya susah diatur dan tak mau diatur, berbanding terbalik dengan kembarannya. Jilan panggilannya, kelakuannya jauh dari kategori 'baik.' Pulang malam sudah menjadi rutinitas rutin dalam hidupnya. Mempunyai saudari kembar yang tak...