"Wah sekate-kate gue kaga mau, Man."
"Elah, kaga tau lo rasanya nikmatnya nih Vodka," racau Manda akibat kebanyakan minum.
Jilan bergidik takut melihat Manda yang sudah oleng dengan kondisi nya. Disini, hanya tinggal Jilan dan Natha saja yang tak meminum minuman haram itu. Bagi Jilan lebih baik minum air putih lebih nikmat daripada minuman seperti ini.
Jilan dan Natha saling tatap satu sama lain melihat liarnya dunia malam ini. Ini bukan sensasi pertama yang dirasakan Jilan dan Natha tetapi ini pengalaman yang kesekian kalinya dalam hidupnya.
"Udah Man, lo mau mati?" ujar Natha melihat Manda yang menjadi-jadi.
"Uding, udah deh, jangan kayak gini ih. Gue takut liat kalian," kata Jilan pada Uding teman sekolahnya.
"Cemen lo, Lan. Gitu aja kaga mau minum. Percuma lo sama Natha keren tapi kaga berani minum," racau Dendi.
Astagfirullah, dalam hati Jilan hanya bisa beristigfar. Ini yang Ia inginkan selama ini? inikah yang Jilan inginkan dimasa muda? ah, sudahlah memang ini tetapi tak masih hal wajar bukan seperti ini.
Bunyi notifikasi pesan masuk terdengar meskipun musik yang berdentum keras tetapi tak membuat telinga Jilan tuli akan bunyi hpnya. Buru-buru Jilan membuka pesan tersebut yang ternyata dari Jinan.
Jinan Kakakqu Molek:
Kamu dimana, Lan? Papa nyariin, Papa marah sama kita gara-gara ngizinin kamu keluar.Jilan Agatha:
Udah diizinin Mama kok.Langsung Jilan memasukkan hpnya lagi kedalam tasnya. Kan tadi sore Ochi sudah memberinya izin itu artinya izin dari Ochi juga izin dari Sofyan. Jilan bangkit dari duduknya lalu berjalan ketengah lautan manusia lainnya untuk menggoyangkan tubuhnya.
Jilan tak suka jika ada orang yang berani menyentuh seinci atau seujung kuku saja badannya. Jika ada maka Jilan pastikan akan mematahkan tulangnya yang berani menyentuh tubuhnya begitupula dengan tubuh temannya yang lain, meskipun itu tubuh orang lain tetap saja Jilan tak suka karena itu termasuk pelecehan.
Bukan montok, tetapi biasa saja. Datar-datar begini masih banyak yang mau. Aneh memang, jika tak ingin disentuh mengapa Jilan berjoget ditengah ramainya orang? jawabannya karena Ia ingin merasakan indahnya berjoget ditengah lautan manusia.
Sedangkan diseberang Jilan berjoget, Axel memperhatikan semua kegiatan Jilan. Akhirnya tak perlu mencari kemana-mana toh gadis itu sudah didepan matanya. Axel tak menyangka Jilan akan seliar ini.
Dari sini, Axel dapat melihat bahwa Jilan dalam keadaan sadar, memang benar karena Jilan tak meminum minuman haram itu. Axel memperhatikan seluruh kegiatan Jilan. Ia pun tak tau kenapa jadi seperti ini.
Niatnya tadi ingin membalas dendam dan meminta pertanggung jawaban Jilan padanya hilang begitu saja saat melihat Jilan yang liar begitu. Oke, hari ini Axel putuskan akan tetap meminta pertanggung jawaban dari Jilan kepada motornya.
"EH, BANGSAT, BRENGSEK, WAWAW!! BERANINYA LO MEGANG BADAN NATHA, MAU DILAPORIN KE PIHAK BERWAJIB, IYA?!! JAWAB LO, APA LU HAH?"
Mata Axel membola sempurna mendengar bentakan dan teriakan kata-kata kasar keluar dari mulut Jilan. Langsung saja semua mata tertuju pada Jilan bahkan musik saja sudah dihentikan akibat pertengkaran ini.
Semua orang pun sudah mengelilingi Jilan, Natha berusaha menarik Jilan agar keluar dari sana. "JILAN UDAH!!" Peringat Natha.
"NGGAK, GUE NGGAK AKAN BERHENTI SEBELUM TULANGNYA PATAH, BISA-BISANYA DIA SENGGOL BAHU LO, GUE NGGAK TERIMA. MATI LO!! LO HARUS MATI!!" teriak Jilan menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT TWINS [ END ]
Teen FictionJilan Agatha. Sifatnya susah diatur dan tak mau diatur, berbanding terbalik dengan kembarannya. Jilan panggilannya, kelakuannya jauh dari kategori 'baik.' Pulang malam sudah menjadi rutinitas rutin dalam hidupnya. Mempunyai saudari kembar yang tak...