"Makan dulu, Ma."
"Mama nggak mau, Xel."
Axel menggeram kesal. Sudah hampir satu jam ia menyuruh mamanya-Nela untuk makan, tetapi wanita paruh baya itu tetap kekeuh untuk tak mau makan, katanya perut nya menolak menerima bubur putih itu padahal kondisinya lagi sakit. Axel sebagai anak yang berbakti sekaligus anak satu-satunya yang menjadi harapan papa dan mamanya harus bisa menemani mamanya ketika sakit begini.
Ditatapnya wajah pucat yang hampir keriput itu. Axel cukup iba melihatnya, mamanya yang jarang sakit membuat Axel sedikit khawatir akan kondisi mamanya yang nampak tak baik-baik saja.
"Kalau Mama nggak mau makan gimana mau sembuh?" Katakan saja Axel lelah, ya, memang begitu kenyataannya.
Kasih ibu sepanjang masa, tetapi kasih anak baru beberapa hari menjaga orang tuanya sudah lelah. Kalau dibiarkan saja tak makan-makan bisa bertambah sakit, apalagi mamanya yang tak mau dibawa ke rumah sakit.
Untuk sementara ini, hanya Axel yang menjaga Nela. Dikarenakan papanya yang sedang berada diluar Negeri dan katanya akan segera pulang menjaga sang istri tercinta.
"Mama nggak lapar, udah kamu pergi aja sana!" usir Nela.
Siapa juga yang ingin sakit? Kalau saja sudah sembuh Nela akan pergi shoping, jalan-jalan, makan-makan bersama teman-temannya. Namun, sekarang kondisi begini membuatnya tersiksa tak bisa kemana-mana dan hanya bisa melihat potret kebersamaan teman-temannya lewat instagram.
"Mana mungkin aku pergi disaat Mama sakit begini."
"Pergi sana!! Main, Mama mau tidur!" usir Nela lagi.
"Mama yakin?" tanya Axel pelan, dengan cepat Nela mengangguk senang.
"Dua jam lagi, Axel bakalan balik."
Axel berjalan keluar dari kamar Nela. Ia akan mengunjungi Jilan lalu membawa cewek itu kerumahnya sekedar menjenguk mamanya jika Jilan mau. Ini adalah kali pertama Axel membawa cewek kerumahnya. Mudah-mudahan saja jawaban Jilan nantinya sesuai dengan ekspetasi dan tak mengecewakan.
Sebelumnya Axel menyempatkan diri untuk mengirim pesan pada Jilan bahwa ia akan datang ke rumah cewek itu.
Axel Alterio:
Lan, gue ke rumah lo, ya?Sambil menanti balasan dari Jilan, Axel menghidupkan motornya. Tak berapa lama setelahnya terdengar bunyi notifikasi hpnya. Dengan cepat, Axel membukanya dan benar saja itu adalah balasan pesan dari Jilan.
Jilan Agatha:
Ngapain? Ya udah, gue tunggu lo didepan dekat pohon! Tempat biasa lo jemput gue. Udah nggak usah dibahas langsung pergi aja. Gue juga udah mau ke sana!Axel menarik sudut bibirnya, membentuk senyuman tipis. Cerewet sekali!! pikirnya terkikik geli. Axel memasukkan hpnya kedalam saku celana jeans, lalu melajukan motornya dengan secepat kilat membelah jalanan.
Tak butuh waktu lama untuk sampai, kini Axel sudah berada dibawah batang pohon yang dikatakan Jilan tadi. Di sana, Jilan baru sampai seraya melambaikan tangannya pada Axel. Axel tersenyum membalas lambaian tangan itu.
"Lo udah lama?" Jilan bertanya sesampainya di sana lalu duduk dibangku yang telah disediakan.
Axel menggeleng. "Baru kok. Kan lo lihat gue datang," kekeh Axel.
"Lo ngapain sih? Ada yang penting? Atau lo kangen gue, ya?" goda Jilan tertawa menunjuk Axel yang salah tingkah.
"Apaan sih lo. Lan?" panggil Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT TWINS [ END ]
Teen FictionJilan Agatha. Sifatnya susah diatur dan tak mau diatur, berbanding terbalik dengan kembarannya. Jilan panggilannya, kelakuannya jauh dari kategori 'baik.' Pulang malam sudah menjadi rutinitas rutin dalam hidupnya. Mempunyai saudari kembar yang tak...