BAB 4 : Malam yang Gong (Revisi)

107K 9.8K 965
                                    


Malam ini adalah malam pertama Kinanti tanpa Megan karena anak itu sudah tidur duluan di dalam kamarnya, mungkin dia kelelahan sehabis menangis sambil makan sup wortel padahal Kinanti tidak memaksa untuk makan sayur hari itu juga, dia bilang masih ada hari besok dan besoknya lagi tapi tetap saja Megan menangis dan memaksakan memakan sayur, mungkin anak tirinya itu tidak ingin merasa dihantui karena peraturan Kinanti yang mewajibkan memakan sayur minimal satu minggu sekali.

Kinanti yang sudah berganti pakaian dengan lingerie satin yang menampilkan kaki jenjangnya lantas langsung merebahkan tubuh di samping Mahasa yang masih fokus dengan buku bacaannya. Harusnya Kinanti bersikap biasa saja, tapi entah kenapa malam ini rasa gugup itu menyerangnya dengan tiba-tiba.

Padahal Mahasa sendiri terlihat biasa saja. Sulit untuk menebak apa yang tengah laki-laki itu rasakan.

Sebisa mungkin Kinanti memejamkan mata, tapi ternyata dia tidak kunjung terlelap. Mungkin hal seperti ini sangat lumrah dirasakan oleh pengantin baru ketika malam pertama tiba. Lantas posisi tidur Kinanti yang menyamping memudahkannya melihat ke arah Mahasa yang terlihat tidak terganggu sama sekali meski beberapa kali Kinanti merubah posisi tidurnya.

Kinanti terdengar mendengus lalu merubah kembali posisinya membelakangi Mahasa. Dengan mata terpejam dia mencoba menarik nafas lalu membuangnya secara perlahan terus saja seperti itu sampai dia tidak sadar kalau sudah terlelap.

Rasanya baru saja tiga puluh detik yang lalu Kinanti memejamkan mata dan kini sudah terbangun lagi ketika dia merasakan ada tangan yang melingkar di pinggangnya diserta dengan i beberapa kecupan di bahu hingga leher. Dengan ragu Kinanti membalikkan badan, seketika netranya langsung bertemu dengan Mahasa yang tengah menatapnya sayu. Inikah saatnya? Pikir Kinanti, dengan jantung yang sudah berdetak cukup kencang, semoga saja Mahasa tidak mendengarnya.

Semakin lama wajah Mahasa semakin mendekat seolah sudah paham Kinanti langsung memejamkan mata, tidak lupa dengan tangan yang sudah melingkar di leher suaminya.

Ya, mereka bertukar saliva.

Pada akhirnya ini memang benar-benar malam pertama yang sesungguhnya. Malam ini, Mahasa benar-benar terlihat sangat berbeda. Mereka berdua melalui malam ini dengan peluh dan erangan.

***

Keesokan harinya tidur Kinanti terganggu oleh suara gedoran pintu kamar disertai teriakan yang terdengar cukup nyaring. Pelakuanya siapa lagi kalau bukan Megan yang seolah tidak akan membiarkan Kinanti hidup nyaman di rumah ini.

Kinanti menggeliat dengan tubuh yang rasanya mau patah setelah melewati malam panas itu. Dia melirik ke samping yang ternyata sudah kosong, pantas saja kosong soalnya jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi dan hari ini Mahasa mulai kembali masuk ke kantor. Huft, padahal suaminya itu semalam sudah kerja keras, memangnya tidak capek?

Brak!

Brak!

Brak!

"Papaaaa!"

Pintu terus saja di gedor-gedor membuat Kinanti mendecak gemas. Lalu dengan malas dia mencari pakaian yang semalam entah dilempar ke mana.

"Haduh ke mana sih," gerutunya dengan kesal, disaat buru-buru seperti ini kenapa selalu ada saja halangan. Namun tidak berselang lama ketika dia tengah menunduk guna memeriksa di sekitar lantai tiba-tiba ada yang menyodorkan pakaian yang tampaknya baru saja diambil dari walk in closet.

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang