Miss Rempong

BAB 25 : Tante Nanda

Hello manteman apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat dan bahagia ya🔥

Akhirnya setelah sekian lama Miss Rempong update lagi wkwk

Happy reading 🌻🌻🌻

***

Dunia memang benar-benar sempit. Tidak habis pikir, dari banyaknya tempat, Kinanti dipertemukan kembali dengan sosok wanita berambut sebahu yang beberapa jam lalu tidak sengaja berpapasan dengannya di depan butik milik Cecilia Shu.

Tidak disangka wanita cantik yang saat ini dibalut dengan dress berwarna hitam itu ternyata salah satu keponakan dari Mahendra alias sepupu dari Mahasa.

Vernanda Argajati

Nama indah yang diperkenalkan oleh Mahendra sebagai sosok yang memutuskan untuk menetap kembali di Indonesia setelah beberapa waktu lalu ia mendedikasikan diri hendak menetap di Australia hingga batas waktu yang tidak dapat ditentukan.

“Setelah kembalinya Nanda, maka sesuai kesepakatan yang dari jauh-jauh hari telah saya diskusikan bersama seluruh petinggi Argajati Grup, maka dia akan masuk ke dalam jajaran direksi di anak perusahan kami yaitu Argajati Financial. Saya yakin Nanda merupakan sosok yang kompeten, karena kita semua tau bahwa dia merupakan salah satu lulusan terbaik disalah satu universitas ternama di Inggris,” imbuh Mahendra dengan rasa bangga memperkenalkan anak dari adik nomor tiganya.

Seperti yang orang-orang ketahui bahwa Mahendra merupakan anak pertama dari enam bersaudara. Sehingga bukan hal yang mustahil jika diantara mereka bersaing cukup sengit guna menduduki tahta tertinggi di keluarga Argajati ditambah lagi dengan paman dan sepupu yang lain, mereka juga menginginkan hal yang sama.

Ketika Mahendra memperkenalkan Nanda beserta jabatannya di acara makan malam ini tidak sedikit orang yang Kinanti maupun Mahasa dengar saling berbisik. Mahendra juga tentu saja mendengar bisikan-bisikan itu hanya saja ia lebih memilih menjadi tuli sejenak.

“Bisa-bisanya mereka bisik-bisik tapi suaranya keras,” ujar Kinanti kepada Mahasa yang duduk di sampingnya.

“Ternyata ada ya orang-orang kayak gini. Kirain cuma di sinetron aja,” imbuhnya lagi.

Mahasa hanya melirik Kinanti sekilas disertai senyum tipis beberapa detik sebelum pada akhirnya memilih untuk beranjak.

Suara decitan kursi berhasil meraih perhatian orang-orang yang berada satu meja dengannya.

Dengan sigap Kinanti menahan tangan Mahasa yang masih berada di dalam genggamannya.

“Mau kemana?”

“Cari udara segar, sebentar.”

Sontak Kinanti langsung melebarkan matanya. Lalu menatap liar ke arah sekitar. Ada beberapa pasang mata yang terlihat dengan terang-terangan tengah memperhatikan keduanya, dan itu tentu saja membuatnya tidak nyaman.

“Ikut,” cicitnya dengan tatapan memohon.

Sepertinya untuk saat ini ia belum sanggup berbaur dengan seluruh anggota keluarga Mahasa. Mungkin dilain waktu ia akan mencobanya, akan tetapi tidak untuk sekarang.

Mahasa terlihat menghela nafas.

“Ayo.”

Mendengar itu seketika Kinanti langsung melebarkan senyumannya. Akhirnya ia bisa sedikit menghirup udara segar setelah beberapa jam terkurung di dalam ruangan ini dengan beberapa pembahasan yang tidak ia pahami.

Setelah berpamitan dengan semua orang Mahasa langsung membawa Kinanti ke sebuah taman yang di dominasi oleh berbagai jenis bunga mawar, mungkin ibu mertuanya sangat menyukai bunga tersebut.