Jangan lupa follow, vote dan komen yang banyak yaaaa🌻🌻🌻🌻
***Ketika matahari sudah mulai terbit terlihat Kinanti masih berjibaku dengan pisau tajamnya yang tengah mengiris seledri. Sup ayam adalah menu terakhir yang akan ia hidangkan setelah beberapa masakan lainnya yang sudah tertata rapi di meja makan.
Pagi ini dengan semangat yang menggebu-gebu Kinanti berhasil bangun lebih dulu dari Mahasa. Dengan semangat yang ia miliki itu Kinanti langsung meluncur ke dapur yang sudah ramai oleh beberapa asisten rumah tangganya. Hari ini ia berniat membuat sarapan untuk seluruh penghuni rumah tapi tampaknya ia akan masak sedikit karena beberapa menu buatan asisten rumah tangganya sudah terhidang di atas meja.
Padahal Kinanti rasa ia sudah bangun sangat pagi tapi ternyata tetap saja ART-nya bangun lebih pagi lagi. Bahkan ia juga menyaksikan asisten rumah tangganya yang lain baru saja selesai membersihkan lantai satu. Benar-benar sangat rajin. Sepertinya ia harus memberikan bonus lebih kepada mereka.
"Mbak, udah berapa lama kerja di sini?" tanya Kinanti kepada salah satu asisten rumah tangganya yang ia sendiri pun lupa namanya. Saking banyaknya yang bekerja di rumah ini.
"Saya mah gak lama, Bu. Baru empat tahun."
Mendengar itu membuat Kinanti menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke arah asistennya. "Itu lama namanya, Mbak. Astaga."
ART itu terkikik. "Kalau di rumah ini mah bisa dibilang baru atuh, Bu,. Yang udah lama itu mbok Darmi."
Semua orang di rumah ini tentu saja tahu bahwa Mbok Darmi bisa dibilang senior bahkan beliau sudah bekerja di keluarga Argajati ketika Mahasa umur beberapa bulan. Dulu Mbok Darmi bekerja sebagai pengasuh Mahasa.
"Pada betah ya kerja di sini."
ART yang diketahui bernama Dyah itu mengangguk. "Kalau kerja sama Bapak mah pada betah, Bu. Saya yang terakhir direkrut aja gak ada niatan buat ganti majikan."
Iseng-iseng Kinanti bertanya. "Selama kerja di sini pernah kena marah Bapak gak?"
"Paling kena tegur kalau ada kerjaan yang gak sesuai. Selebihnya Bapak cukup santai sih Bu yang penting kita kerjanya bener."
Kinanti mengangguk paham. Ia lalu menuangkan seledri ke dalam sup yang sudah mendidih. "Baik juga ya. Tapi kenapa sama saya kayak gitu ... kamu tau sendiri lah ya, Bapak gak kayak suami pada umumnya, terlalu cuek."
Dyah tersenyum maklum. "Ya mau gimana lagi, Bu. Mungkin bawaan dari lahir. Bahkan pas awal diwawancara buat kerja di sini saya ngira Bapak tipe majikan yang galak dan banyak nuntut. Tapi ternyata Bapak orangnya memang pendiem sama gak mau ribet. Beda sama Mamanya non Meg-eh astaghfirullah." Sepertinya Dyah lupa ia tengah berbicara dengan siapa. Saking nyamannya.
Kinanti sendiri saat ini sudah menahan bibirnya untuk tidak tertawa ketika melihat raut wajah panik Dyah yang hampir keceplosan.
"Bu, maaf, saya gak ada maksud," ujar Dyah dengan nada suara seperti orang yang tengah ketakutan. Bagaimana pun Kinanti sudah menjadi nyonya baru di rumah ini, tidak sepatutnya ia membahas ibunya Megan.
Kinanti akhirnya tidak kuasa menahan tawa. Ia terbahak-bahak mengakibatkan beberapa asisten rumah tangga yang lain mengalihkan atensi ke arahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/257925971-288-k695314.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Rempong
General FictionKinanti Wijaya atau orang-orang sering memanggilnya Kiwi merupakan mantan 3rd runner-up Miss Universe perwakilan dari Indonesia, semenjak menorehkan prestasi itu namanya semakin melambung di dunia hiburan Indonesia apalagi ketika dia dipercaya menja...