BAB 16 : The Final Countdown

86.5K 9.4K 872
                                    

Jangan lupa follow, vote, komen, dan share 🌻

***

Sebuah acara yang malam ini dihadiri oleh Mahasa ternyata tidak terlalu kondusif dimana dia harus berdiam diri cukup lama di dalam mobil ketika menunggu kedatangan beberapa security yang diperintahkan pemilik acara untuk menjemput tamu-tamu kehormatan supaya tidak ikut mengantri bersama tamu lain dengan jumlah yang tidak sedikit itu.

Ini merupakan pertama kalinya Mahasa datang ke sebuah pesta yang cukup kacau seperti ini. Orang-orang yang hadir seolah dibiarkan membludak di lobi hotel dan parkiran. Entahlah siapa yang salah yang jelas hal ini cukup membuatnya memberikan penilaian buruk.

Kalau saja Mahasa tidak mengenal dekat si pemilik acara lebih baik dirinya menghabiskan waktu di villa bersama anaknya, lagi pula hal seperti ini tidak ada di dalam agendanya.

Memang sangat kebetulan sekali dimana Mahasa pergi ke Bali dan si pemilik acara yang notabene rekan kerjanya malah mengadakan acara yang katanya pesta ulang tahun pernikahan di Bali juga.

Sudah lebih dari lima belas menit Mahasa berdiam diri di dalam mobil. Karena bosan Mahasa memutuskan untuk keluar, siapa tahu dia bertemu orang-orang yang dikenalnya. Kalau saja dengan cara mengantri dapat mempersingkat waktu lebih baik dirinya mengantri saja daripada harus menunggu giliran dijemput toh dia juga sudah tidak merasa berkesan lagi dengan acara ini.

Ketika Mahasa baru saja menginjakkan kaki di lantai parkiran tanpa sengaja matanya melihat Kinanti yang baru saja keluar dari dalam mobil bersama satu orang perempuan dan laki-laki yang tidak Mahasa kenal.

Tanpa berpikir panjang dia langsung menghubungi istrinya bertepatan dengan datangnya salah satu crew beserta tiga security.

Dengan handphone yang masih menempel di telinga Mahasa menyuruh keempat orang itu jangan dulu berbicara hingga beberapa detik kemudian Kinanti akhirnya mengangkat telponnya.

“Tolong lihat ke arah jam tiga,” ujar Mahasa ketika Kinanti belum sempat mengucapkan sepatah dua patah kata.

Dengan kening Berkerut Kinanti tetap mengikuti perintah suaminya.

“Loh, Mas Maha?” gumam Kinanti dengan tidak percaya ketika melihat Mahasa berdiri di hadapannya yang berjarak tidak terlalu jauh.

“Kenapa lo?” tegur teman Kinanti yang diketahui bernama Claire.

“Ada suami gue,” jawab Kinanti tanpa menjauhkan handphonenya sehingga Mahasa dapat mendengar itu.

“Hah yang bener? Mana?” tanya Claire dan Dimas secara bersamaan.

Kedua orang itu tampak mengerutkan kening tidak percaya. Bukannya tadi Kinanti bilang bahwa suaminya menghadiri acara lain. Apa jangan-jangan acara yang dimaksud adalah ini?

“Itu di sana ...,” tunjuk Kinanti. “Bentar ya.”

Setelah mengatakan itu Kinanti segera menghampiri Mahasa dengan telpon yang telah ditutup.

“Kamu ngapain di sini? Kamu ngikutin aku?” tanya Kinanti tanpa memperdulikan keempat orang yang saat ini tengah memperhatikan keduanya.

“Saya ada acara di sini. Kamu sendiri ngapain?”

“Loh aku juga ada acara di sini,” ketusnya.

Setelah mengatakan itu tiba-tiba saja keadaan menjadi hening. Untuk beberapa saat keduanya terlihat sibuk dengan pemikiran masing-masing.

“Siapa yang undang kamu?” tanya Mahasa guna memastikan apa yang ada di dalam pikirannya.

“Agnes.”

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang