Jangan lupa follow, vote, komen dan share 🌻🌻🌻
***
Keadaan di rumah duka terpantau penuh dengan para pelayat dan wartawan. Penyebab meninggalnya Clara telah menjadi opini liar di kalangan media. Banyak praduga yang berhembus seperti dikarenakan sakit, depresi, hingga dibunuh. Namun tidak satupun hal itu dikonfirmasi oleh pihak keluarga, hanya pihak-pihak tertentu saja yang mengetahui penyebab pastinya.
"Papa, takut," cicit Megan sambil memeluk Mahasa ketika ia melihat banyak sekali orang yang berada di luar mobil.
Sampai saat ini Megan tidak diberitahu bahwa ibunya meninggal. Bukan tidak ingin, Mahasa hanya tidak tahu harus bagaimana ia memberitahu Megan. Mendengar kabar duka pasti selalu menyakitkan begitu pun dengan Megan meski umurnya masih terbilang anak-anak pasti ia sudah mengerti akan hal itu, apalagi yang menjadi sebuah kabar duka adalah ibu kandungnya sendiri.
Mahasa mengelus punggung Megan yang tengah memeluknya dengan penuh perasaan iba. Bayangkan saja Mahasa sendiri diusianya yang sudah menginjak kepala tiga masih memiliki orang tua yang utuh, sedangkan Megan dari kecil ia harus hidup tanpa dekat dengan ibu kandungnya dan ditambah lagi sekarang sang ibu meninggal dunia.
"Gak apa-apa, ada Papa sama Mami."
Megan menjatuhkan kepalanya di bahu Mahasa. Semenjak kepulangan Megan ke rumah, Kinanti tidak bisa lagi menahan air matanya. Diam-diam ia menangis. Kinanti pernah berada di posisi Megan namun bedanya ia ditinggalkan oleh sang ayah, rasanya sakit sekali. Apalagi teringat jelas di benak Kinanti pesan-pesan yang Clara ucapkan sebelum meninggalkan kediaman Mahasa terutama untuk Megan.
"Dan tolong sampaikan pesan saya kepada Megan, bahwa sampai kapanpun saya akan terus menyayangi dan mencintai dia. Jangan menangis, dia harus tumbuh menjadi anak yang kuat supaya kelak bisa melindungi dirinya sendiri."
"Maaf karena telah menjadi ibu yang buruk. Maaf karena saya, dia harus terlahir di dunia yang kejam ini. Dan maaf karena saya tidak bisa melindungi dan mendampinginya hingga dewasa."
Betapa Clara sangat menyayangi anak itu, namun karena sebuah keadaan membuat dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.
Lagi-lagi hal itu membuat Kinanti menangis di balik kaca mata hitamnya.
Setelah berdesak-desakan, mobil pada akhirnya bisa masuk ke dalam pekarangan rumah yang cukup luas. Untung saja wartawan hanya sampai di depan pagar saja.
"Yuk," ajak Mahasa membuat Kinanti segera memperbaiki letak selendang hitam yang menutupi sebagian rambutnya.
Mahasa menggenggam tangan Kinanti dengan erat, dan sebelah tangannya lagi menggendong Megan yang terlihat kebingungan ketika ia melihat semua orang menangis.
Mahasa menghela nafasnya dengan berat ketika ia hendak masuk ke dalam rumah yang sudah terdengar suara raungan dari ibu dan adik-adik Clara.
Bertepatan dengan satu kakinya melangkah ke dalam ruangan tempat dimana jenazah Clara yang sudah dikafani terbujur kaku di antara para pelayat yang tengah mengaji, Megan langsung dipeluk oleh saudara-saudara Clara yang menyadari kehadirannya.
Mereka menangis sambil memeluk Megan yang masih berada di dalam gendongan Mahasa.
"Itu Mama, Nak, itu Mama," ujar ibu-ibu paruh baya yang diketahui sebagai tante dari Clara. Sambil menangis ia memberitahu Megan jenazah ibunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/257925971-288-k695314.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Rempong
General FictionKinanti Wijaya atau orang-orang sering memanggilnya Kiwi merupakan mantan 3rd runner-up Miss Universe perwakilan dari Indonesia, semenjak menorehkan prestasi itu namanya semakin melambung di dunia hiburan Indonesia apalagi ketika dia dipercaya menja...