BAB 52 : Papa Telah Pergi

52.2K 7.9K 547
                                    

Jangan lupa follow, vote, komen dan share 🌻🌻🌻

***

Keadaan Kinanti selama dua hari terakhir ini sudah selayaknya mayat hidup. Kabar perihal hilangnya Mahasa belum ia dapatkan. Semuanya masih abu-abu dengan berbagai dugaan yang mengusik isi kepala.

Bahkan banyak pekerjaan yang terbengkalai terkait absennya Kinanti secara tiba-tiba. Dalam hal ini Kinanti sudah di cap sebagai salah satu selebritis yang tidak profesional. Bahkan sampai ada beberapa owner yang menggunakan jasa endorse Kinanti membuat sebuah konten karena produknya tidak kunjung Kinanti promosikan.

Akibatnya Amar dan Mbak Nike harus bekerja ekstra keras, mereka berdua satu persatu mencoba menyelesaikan masalah terkait pekerjaan yang Kinanti abaikan.

Dan selama Mahasa menghilang, Juna seperti menunaikan janjinya dengan menjaga Kinanti serta Megan. Ketika menyelesaikan beberapa urusan di luar, ia tidak pernah lama meninggalkan kediaman Mahasa.

“Kamu di mana, Mas?” tanya Kinanti dengan tatapan mata kosong menatap langit yang sudah berwarna orange.

Penampilan Kinanti sudah tidak terawat lagi. Lingkaran hitam di bawah matanya seperti menandakan bahwa wanita tidak pernah tidur dengan nyenyak. Pikirannya selalu berkelana menerka nerka di mana Mahasa berada saat ini. Apakah suaminya tidur dengan baik? Apakah suaminya menemukan makanan dan minuman? Dan apakah suaminya tidak kedinginan?

“Tolong bertahan. Jangan tinggalin aku sendirian.” Tanpa sadar air mata Kinanti terjatuh. Air mata itu seperti tidak pernah kering meski Kinanti hampir menangis setiap jam.

Sebuah kilas balik ketika Kinanti menghabiskan waktu berdua bersama Mahasa satu persatu bermunculan di ingatan. Meski tidak banyak melakukan hal romantis akan tetapi setiap detiknya bersama Mahasa sangat berkesan sekali.

“Kamu udah janji untuk tetap hidup sampai kita tua bersama. Aku harap kamu tepatin janji kamu, Mas.”

“Tolong bertahan, tolong bertahan, tolong bertahan sebentar lagi ... aku mohon.” Tangis Kinanti kembali pecah. Dengan suara yang terdengar pilu ia menunduk seraya mendekap erat baju yang terakhir kali Mahasa kenakan sebelum laki-laki itu memutuskan pergi ke Belanda.

Hingga detik ini pencarian Mahasa masih terus dilakukan. Dengan bantuan Juna, tidak ada kata berhenti dalam sebuah pencarian sampai mereka menemukan titik terang. Apapun keadaannya, baik hidup atau pun tinggal jasad. Juna berjanji akan menemukan Mahasa.

***

Megan mengerjap-ngerjapkan mata. Raut wajahnya terlihat kebingungan. Ia tampak menoleh ke kanan dan ke kiri.

Di sekelilingnya terbentang luas sebuah taman bunga yang tengah bermekaran.

Di mana dirinya berpijak sekarang? Megan bertanya-tanya.

Di tengah kebingungan itu terdengar sebuah suara yang akhirnya membuat Megan membalikan tubuh dengan cepat ke arah belakang.

“Megan ....”

Suara itu, Megan sangat mengenalinya.

Dan tepat di hadapannya, Megan melihat sosok sang ibu yang tengah tersenyum manis ke arahnya.

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang