BAB 33 : Merajuk

83.9K 10.3K 571
                                    

Haloooo aku update lagi karena part sebelumnya rame

Jangan lupa, follow, vote, komen dan share yaaaaa 🌻🌻🌻

***

“Ya udah gak usah berlama-lama lagi, kita sambut bintang tamu selanjutnya yaitu Ibu Vernanda Argajati.” Setelah Kinanti mengucapkan itu suara musik langsung terdengar lalu munculah sosok Nanda yang tampak cantik dengan pakaian formalnya.

Semua orang langsung berdiri menyambut salah satu orang penting dari Argajati.

Welcome,” ujar Kinanti seraya cipika cipiki.

“Ayo duduk, duduk,” imbuh Idan yang disambut oleh senyuman manis wanita berusia tiga puluh tahun itu.

“Apa kabar, ibu?” tanya Arthur basa-basi.

“Alhamdulillah, kabar baik,” sahutnya dengan ramah.

“Suatu kehormatan ibu Vernanda mau berkunjung ke acara kami, apalagi dengan tujuan yang sangat mulia,” ujar Idan yang disambut oleh senyuman tipis Nanda. Namun hal itu malah membuatnya semakin terlihat berwibawa.

Kinanti kemudian melihat ke arah monitor, di sana tertulis sedikit informasi dari sosok Vernanda dan juga Argajati Foundation.

“Jadi buat pemirsa yang belum tau bahwa Ibu Vernanda ini adalah direktur baru dari Argajati Foundation. Yang mana kita tau bahwa Argajati Foundation ini terkenal sebagai organisasi pelayanan sosial, yang sudah pasti tidak asing lagi ditelinga. Karena sudah banyak sekali aksi-aksi sosial dari Argajati Foundation ini dirasakan oleh masyarakat sekitar khususnya masyarakat yang kurang mampu. Salah satunya adalah bantuan program kesehatan yang telah sukses melayani lebih dari 800ribu jiwa di seluruh Indonesia,” jeda Kinanti selagi menunggu tulisan di layar berganti.

“Wah, luar biasa,” seru Arthur sambil menggelengkan kepalanya.

“Keren kan? Nah, sekarang katanya mau ada program baru lagi di Argajati Foundation. Kira-kira program apa, Bu? Bisa dijelaskan?”

Nanda mengangguk. “Baik, jadi sesuai yang telah diberitahu oleh Mbak Kinanti terkait program baru dari Argajati Foundation yaitu bantuan berupa pendidikan bagi anak-anak terlantar dan kurang mampu, setelah program kami yang sebelumnya terkait bantuan kesehatan dan ekonomi berjalan dengan sukses. Dan saat ini kami juga sudah mulai membangun sarana pembelajaran yaitu beberapa sekolah di pelosok. Kami berharap dengan program baru ini tidak hanya membantu anak-anak, guru honorer juga dapat terbantu. Doakan semoga semuanya berjalan dengan lancar ya.”

“Aamiin,” gumam Kinanti dan rekan-rekannya.

“Sungguh mulia sekali ya pemirsa, mana tepuk tangannya,” seru Arthur. Seketika studio terdengar riuh oleh tepuk tangan. Setelah selesai kemudian Idan lanjut bertanya.

“Nah terlepas dari semua itu. Saya ingin tahu pasti ada cerita menarik yang membuat Ibu sangat tergugah untuk membangun program tersebut.  Apa boleh diceritakan, Ibu? Semoga saja dapat menginspirasi para pemirsa untuk melakukan kebaikan yang sama,” tanya Idan.

“Yang membuat saya tertarik?”

Idan mengangguk.

Nanda terlihat terkekeh sebelum menjelaskan alasannya.

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang