Jangan lupa follow, vote, komen dan share 🌻🌻🌻🌻
***
Di malam harinya ketika Mahasa dan Kinanti tengah tertidur pulas tiba-tiba saja ponsel Mahasa yang ia taruh di atas nakas tidak berhenti berdering.
Karena suara yang sangat nyaring itu membuat tidur Mahasa terusik. Maka dengan perasaan kesal Mahasa melepaskan pelukan Kinanti di tubuhnya lalu beralih meraih ponsel itu.
“Juna?” gumam Mahasa setelah melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
Mahasa kemudian melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Jika Juna berani menganggu waktu istirahat Mahasa pasti ada yang hal sangat penting.
Tanpa berpikir panjang Mahasa langsung mengangkat panggilan itu sambil berjalan menuju balkon.
“Kenapa?” tanya Mahasa.
“Aryo Argajati ditemukan tewas di dalam kamar mandi.”
Deg!
Berita kematian lagi?
Informasi yang Juna berikan bersamaan dengan semilir angin yang Mahasa rasakan sampai membuat tubuhnya meremang.
“Bagaimana bisa? Bukannya dia masih di dalam tahanan?”
“Betul, dugaan sementara dia tewas bunuh diri dengan cara menenggak pembersih kamar mandi.”
Mahasa tampak menggeram kesal. “Sialan!” umpatnya seraya meninju tembok.
Mahasa tidak begitu lega ketika mendengar berita tewasnya Aryo. Menurutnya, Aryo belum menerima hukuman di dunia yang sangat setimpal dengan semua perbuatan jahatnya.
Aryo bahkan belum pernah merasakan sakitnya sanksi sosial. Hingga jahatnya cibiran orang-orang yang dulu pernah Kinanti rasakan sampai membuat ia selalu menangis di malam hari.
“Ada indikasi kalau beliau dibunuh, Pak. Soalnya di dalam kamar mandi lapas itu tidak pernah disediakan pembersih lantai,” ujar Juna lagi.
Mahasa semakin kesal dibuatnya. Masalah yang satu saja belum selesai, kini sudah ada masalah yang baru lagi.
“Apa menurut kamu pembunuhnya orang yang sama dengan Clara?”
“Mungkin.”
Sejujurnya dugaan Juna juga sama seperti Mahasa hanya ia belum berani bersuara sebelum menemukan sedikit saja bukti yang akan meyakinkan dugaannya.
Tangan Mahasa terkepal sangat kuat. Di dalam kepalanya tengah sibuk menerka-nerka. Pasti semua ini masih ada hubungan dengan keluarganya. Kematian Aryo sama saja dengan tertutupnya rahasia-rahasia besar yang laki-laki itu ketahui.
Mungkin jika Aryo masih hidup risiko terbongkarnya rahasia akan sangat besar mengingat sangat tidak mungkin Aryo yang licik merasakan sengsara sendirian sedangkan orang-orang yang tidak jauh berbeda dengan dirinya malah hidup enak di puncak kesuksesan.
Mahasa menyugar rambutnya. “Cepat cari tau semuanya. Saya sudah tidak peduli lagi dari kalangan mana dia berasal.”
Mahasa sudah berada di tahap murka. Jika saja pelaku itu adalah salah satu dari anggota keluarganya ia tidak akan berusaha untuk menyangkal lagi. Para hama itu harus segera musnah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Rempong
Genel KurguKinanti Wijaya atau orang-orang sering memanggilnya Kiwi merupakan mantan 3rd runner-up Miss Universe perwakilan dari Indonesia, semenjak menorehkan prestasi itu namanya semakin melambung di dunia hiburan Indonesia apalagi ketika dia dipercaya menja...