BAB 50 : Tolong Kembali

59.8K 9.3K 476
                                    

Jangan lupa, follow, vote, komen dan share ya bestieeeee🌻🌻🌻

***
Di Bab ini satu persatu rahasia mulai terbongkar
***

Terhitung sudah empat hari Mahasa di Belanda. Dan selama itu hanya beberapa kali Mahasa memberi kabar kepada Kinanti.

Terkahir Mahasa memberi kabar yaitu kemarin malam, melalui sambungan video Mahasa memberitahukan bahwa ia tengah bersiap menemui seorang klien penting. Tidak lupa di akhir sambungan video Mahasa berpesan bahwa Kinanti harus selalu berhati-hati.

Sebagai respons, Kinanti hanya mengiyakan saja meski tidurnya akhir-akhir ini selalu tidak nyenyak sekalipun ada Megan yang ikut tidur bersamanya.

“Mbak Ela, Megan masih di timezone kan?” tanya Kinanti setelah ia selesai syuting.

Seraya menelpon Kinanti berjalan menuju ke arah mobilnya yang sudah terparkir dengan Mbak Nike yang berada di balik kemudi.

“Iya, Bu. Ibu jadi ke sini?”

“Jadi, saya sekarang lagi di jalan. Nanti kalau udah sampai di kabarin lagi, ya?”

“Baik, Bu.”

Setelah itu Kinanti mematikan sambungan telponnya lalu ia mengecek kotak pesan bahkan email guna memastikan apakah Mahasa sudah menghubunginya atau belum.

Ternyata, setelah di cek tidak ada tanda-tanda pesan dari Mahasa. Kinanti terdengar menghela nafas lalu memasukan kembali ponselnya ke dalam tas.

Pikirannya menerawang jauh dengan pandangan menatap lurus ke arah luar jendela mobil. Kalau boleh jujur, Kinanti sangat lelah dengan kondisi saat ini. Setiap saat ia harus dihantui oleh rasa cemas. Ia pikir hidup menjadi orang kaya akan terasa sangat enak, meski ada masalah pasti tidak akan jauh dari persaingan antar keluarga dan tidak sampai nekat saling membunuh.

Lagi dan lagi Kinanti menghela nafas dengan tujuan beban yang ia rasakan sedikit menghilang. Saking kerasnya Kinanti menghela nafas sampai membuat Amar yang duduk di sebelah Mbak Nike mendengarnya.

“Sabar, Sis. Sebentar lagi lekong yey juga pulang,” sahut Amar yang menyimpulkan bahwa Kinanti terlihat uring-uringan karena merindukan Mahasa.

“Apa gue susul aja ya, Mar? Dia belum ngasih kabar juga sampai sekarang. Padahal dia udah janji mau ngasih kabar terus.”

“Namanya juga orang sibuk, mana sempet ngasih kabar. Kalau mau dikabarin terus menerus mending yey nikah sama pengangguran aja.”

Kinanti mendelik tidak suka meski kalau dipikir kembali ucapan Amar memang ada benarnya juga. Tapi jika di kondisi seperti ini Mahasa tidak kunjung memberi kabar, membuat Kinanti selalu dilanda rasa khawatir.

***

Perjalanan menuju salah satu mall tempat Kinanti janjian dengan Mbak Ela dan Megan, akhirnya selesai.

“Saya udah di parkiran nih.” Sesuai janjinya, Kinanti menghubungi Mbak Ela kembali.

“Baik, Bu. Ibu mau langsung ke sini atau ke restoran? Soalnya Non Megan ngeluh laper.”

“Kamu masih di timezone kan?”

“Iya, Bu, masih.”

“Ya udah saya susul aja dulu ke sana. Nanti Kita pergi ke restoran bareng.”

“Baik, Bu. Ditunggu.”

“Iya.”

Dengan langkah panjangnya Kinanti berjalan menuju timezone. Ada beberapa pasang mata yang memperhatikannya. Mungkin mereka kenal dengan Kinanti namun sungkan untuk sekadar menyapa alhasil mereka hanya menatap dan salin berbisik dengan rekannya.

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang