BAB 49 : Bye Bye Papa

68.9K 9.3K 346
                                    

Jangan lupa follow, vote, komen dan share 🌻🌻🌻

***

Setelah percakapannya dengan Mahendra yang sangat menguras emosi. Mahasa memilih tidak kembali ke kamar. Laki-laki itu memutuskan untuk berdiam diri di ruang kerjanya seraya memutar kembali rekaman suara yang beberapa waktu lalu ia dapatkan dari sang adik—Melvin.

Sudah cukup saya membersihkan kekacauan yang telah kamu buat. Saya tidak mau tau, jangan pernah sekali lagi kamu berbuat sesuatu yang akan merugikan saya di pencalonan Presiden tahun depan. Kalau sampai hal itu terjadi, jangan salahkan saya kalau nasib kamu berakhir seperti pelacur itu.”

Percakapan itu berakhir dengan tangisan Widya karena menurut Melvin sebelum percakapan itu berlangsung, sang ibu sempat mendapatkan pukulan dari ayahnya. Dan Mahasa duga, sosok pelacur yang Mahendra sebutkan adalah Clara. Sampai saat ini dapat Mahasa simpulkan bahwa motif dari dibunuhnya Clara dan Aryo karena Mahendra takut dua orang itu mengganggu pencalonannya sebagai seorang Presiden yang digadang-gadang 70% suara akan ia dapatkan.

Meski terbilang persiapan satu tahun untuk mencalonkan diri sebagai calon Presiden sangat singkat, akan tetapi jika uang sudah berbicara semua persoalan akan langsung mudah untuk diatasi.

Kenapa harus Clara yang dibunuh? Karena Clara merupakan sosok yang berani menyuarakan ketidakadilan yang ia dapat apalagi segala kerumitan hidupnya disebabkan oleh keluarga Argajati yang salah satunya adalah Widya. Setelah keluar dari dalam penjara, besar kemungkinan Clara akan mulai membalaskan dendamnya apalagi jika wanita itu mendengar mantan ayah mertuanya akan mencalonkan diri sebagai Presiden, pasti akan sangat menyenangkan kalau ia mulai menjalankan aksinya.

Dan motif dibunuhnya sosok Aryo, sudah sangat jelas. Meski laki-laki itu di dalam penjara pasti masih ada tangan kanannya yang siap sedia menjalankan misi untuk ikut serta menyeret beberapa nama termasuk Mahendra. Maka sebelum semua itu terjadi Mahendra segera membinasakan adiknya.

Uang dan kekuasaan ternyata telah membutakan ayah tiga orang anak itu.

***

Kesokan paginya Kinanti terbangun sendirian. Ia tidak mengetahui bahwa Mahasa begadang semalaman di ruang kerjanya untuk menyusun sebuah strategi. Besok laki-laki itu akan pergi ke Belanda, dengan situasi seperti ini sangat tidak mungkin Mahasa membiarkan anak dan istrinya begitu saja disaat bahaya mungkin sedang mengintai dari kejauhan.

Tuk!

Tuk!

Tuk!

Pintu ruangan kerja Mahasa terdengar diketuk.

“Masuk,” jawab Mahasa tanpa mengalihkan atensi dari buku catatannya.

Karena tidak dikunci, terlihat Kinanti mulai memasuki ruangan. Seketika semerbak aroma kopi tercium oleh indra penciuman Mahasa.

Seketika Mahasa mendongak. Kinanti terlihat tersenyum ke arahnya dengan secangkir kopi yang ia bawa.

“Rajin banget pagi-pagi udah di sini,” ujar Kinanti seraya menaruh cangkir kopi itu di atas meja kerja Mahasa.

Buru-buru Mahasa menutup buku catatannya kemudian ia meraih cangkir kopi itu untuk ia nikmati.

Tanpa perasaan curiga, Kinanti memilih duduk di sofa yang tidak terlalu jauh dari meja kerja Mahasa.

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang