BAB 27 : Papa Sayang

84.3K 10.9K 687
                                    

Jangan lupa follow, vote, komen dan share yaaa🌻🌻🌻

***

“Kata dokter, Bapak sakit apa, Jun?”

Kinanti dan Juna saat ini tengah duduk di luar ruang rawat Mahasa. Kinanti sudah pasti membutuhkan info terkait sakit yang diderita oleh Mahasa.

“Asam lambung naik sama tekanan darahnya rendah, Bu.”

Kinanti tentu saja menggelengkan kepala. Ia juga sempat berdecak kesal ketika mendengar penuturan dari Juna. Sudah pasti salah satu penyebabnya gara-gara laki-laki itu selalu telat makan dan begadang.

“Apa Bapak gak pernah minum vitaminnya?”

Bahkan Kinanti sendiri semenjak mengetahui pola kerja Mahasa yang ternyata sangat tidak kenal waktu sudah berjaga-jaga dengan menyiapkan beberapa vitamin. Tapi nampaknya hal itu tidak mempan.

“Ibu tau sendiri Bapak kalau udah kerja suka lupa sama yang lain.”

Juna tidak salah. Kinanti sangat setuju dengan yang satu ini. Mungkin pernyataan bahwa Megan menempati nomor satu di hidup Mahasa tampaknya harus mengalami perubahan karena kenyataannya pekerjaanlah yang menjadi nomor satu meski pun secara tidak tertulis.

“Apa gak kamu ingetin lagi?”

“Sudah Bu tapi ... ya begitu,” sahut Juna terdengar seperti sebuah cicitan. Tapi memang kenyataannya Mahasa seperti itu, terlalu keras kepala dan selalu beranggapan kalau semuanya akan baik-baik saja.

Bertahun-tahun kerja bersama Mahasa tentu saja Juna sangat tahu dengan karakter bosnya. Menurutnya, Mahasa tidak bisa dipaksa, semua harus sesuai dengan kehendaknya. Seperti ketika ia mengingatkan Mahasa harus minum vitamin dan makan siang, cukup mengingatkan sebanyak dua kali saja, kalau lebih bisa-bisa mood Mahasa hancur lalu merembet kemana-mana.

“Saya ini bingung harus gimana lagi ya, Jun. Saya kira kalau sama kamu Bapak bakal nurut. Minimal dengerin saran kamu lah, tapi ternyata sama aja.” Kinanti menghela nafas. Pandangannya menatap lurus ke depan.

Lorong ini tampak sepi karena hanya pihak-pihak tertentu saja yang bisa berada di sini.

“Kadang saya nyesel ada di posisi ini. Saya udah korbanin segala hal. Tapi apa yang saya dapat selain harta? Padahal saya udah berharap seiring berjalannya waktu minimal dia buang sedikit sifat keras kepalanya dan mau dengerin perkataan saya tanpa harus berdebat panjang.” Kinanti melanjutkan ucapannya masih dengan pandangan menerawang.

Juna sendiri memilih untuk bungkam. Ia bingung sekaligus canggung dengan situasi ini. Mungkin Kinanti juga tidak sadar telah mengutarakan segala keluh kesahnya kepada sosok yang baru ia kenal beberapa bulan terakhir. Bagaimana kalau Juna membocorkannya? Tidak hanya kepada Mahasa melainkan ke media dengan ditambah sedikit bumbu. Bisa-bisa Kinanti trending topik lagi.

***

Setelah dirasa cukup berbincang-bincan dengan Juna, Kinanti memutuskan untuk kembali masuk ke dalam ruangan Mahasa. Sedangkan Juna ia suruh untuk membawa beberapa pakaian ganti untuk Mahasa dan mengabarkan orang-orang rumah kalau Mahasa tengah di rawat karena tadi dirinya belum sempat memberitahu karena sudah terlanjur panik.

“Sampe ketiduran,” ujar Kinanti ketika melihat Megan yang sudah memejamkan mata sambil memeluk erat lengan ayahnya yang tidak di infus.

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang