BAB 44 : Mulai Terungkap

56.6K 8.3K 336
                                    

Jangan lupa, follow, vote, komen dan share 🌻🌻🌻
***

Setelah memastikan Kinanti dan Megan tertidur, Mahasa lantas langsung menemui Juna yang sudah menunggu di depan pintu ruang kerjanya.

Sebelum memasuki kamar tidur setelah makan malam, Juna memberitahu Mahasa bahwa ada yang ingin ia sampaikan. Tanpa berpikir lama Mahasa menyuruh Juna untuk menunggunya di depan ruang kerja.

Semoga saja segala informasi yang Juna sampaikan benar-benar bisa membantunya. Setidaknya Mahasa harus waspada, Clara sudah berhasil disingkirkan, jadi tidak ada yang mustahil bahwa dirinya yang berusaha berontak pun akan segera disingkirkan.

Mahasa membuka pintu ruang kerjanya yang selalu terkunci, sekalipun Juna yang merupakan tangan kanannya, tidak ada yang boleh memasuki ruang kerja ini tanpa izin Mahasa.

Mahasa duduk di kursi kerjanya diikuti oleh Juna yang duduk di hadapannya.

“PT Bumi Argajati Tbk,” ujar Juna tanpa basa-basi seraya menyerahkan berkas yang ada di tangannya.

Mahasa tampak menaikan sebelah alisnya kemudian membaca berkas yang Juna berikan. Satu persatu sebuah fakta terungkap.

Bruk!

Mahasa menaruh dengan penuh emosi bukti-bukti yang tertera di dalam berkas itu di atas meja.

“Aryo Argajati,” gumam Mahasa dengan penuh penekanan kentara sekali bahwa laki-laki itu tengah menahan emosinya supaya tidak meledak setelah mengetahui bahwa salah satu dalang di balik gagalnya pelebaran usaha pribadi Mahasa di Lombok adalah ulah dari adik ayahnya yang merupakan ayah dari Vernanda Argajati.

Aryo Argajati menjabat sebagai CEO di PT Bumi Argajati Tbk yang bergerak di sektor properti, motif yang membuat laki-laki paruh baya itu menjegal usaha Mahasa selain rasa iri dengki terhadap keluarga Mahasa, ia juga melihat potensi perusahaan pribadi Mahasa akan jauh berkembang di masa depan. Itu tidak bisa dibiarkan. Siapapun keturunan Argajati yang membangun usaha pribadi tidak boleh ada yang lebih besar dari Argajati Group.

Jangan sampai ada tunas yang tumbuh lebih tinggi karena hal itu bisa saja menghancurkan induknya.

“Naikan kasus korupsi, pengancaman terhadap warga yang tidak mau menjual tanahnya untuk pembangunan apartement di Batam, dan naikan juga kasus perselingkuhan, buat semua media memberitakannya. Akan saya buat dia jatuh sejatuh-jatuhnya,” perintah Mahasa.

Mungkin Aryo lupa bahwa Mahasa masih keturunan Argajati. Di dalam darahnya mengalir darah seorang pebisnis handal dan berotak licik. Jika Mahasa mau, bisa saja dari dulu ia seperti anggota keluarganya yang lain yang tanpa segan-segan menghancurkan siapapun yang mengusiknya atau ikut bersaing memperebutkan harta Argajati.

Dan sekarang, batas sabar seorang Mahasa yang sangat menyukai kedamaian sudah benar-benar habis tak bersisa setelah satu ikan besar akhirnya muncul ke permukaan. Ia akan memburunya walau hanya tinggal kepala.

Mahasa tahu, Aryo bukanlah satu-satunya orang licik yang ada di dalam keluarga Argajati yang berusaha menghancurkannya. Tinggal menunggu waktu saja, satu persatu ikan-ikan besar itu akan muncul ke permukaan.

***

Keesokan harinya Mahasa memutuskan untuk menemui sang ayah di kantornya yang berpusat tidak terlalu jauh dari kantor Mahasa.

“Duduk,” ujar Mahendra mempersilahkan Mahasa untuk duduk di sebuah sofa yang tersedia setelah tangan kanannya mengabarkan kedatangan putra pertamanya itu.

“Aryo Argajati mengusik saya,” ujar Mahasa setelah dirinya duduk. Ia yang tidak suka basa basi langsung mengutarakan maksud kedatangannya.

Mendengar hal itu membuat Mahendra menyunggingkan bibirnya. Ia tidak terkejut mendengarnya, saling menghancurkan di dalam sebuah keluarga sudah biasa ia temui sejak kecil.

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang