Jangan lupa, follow, vote, komen, dan share biar tetep #1
***
"Mas ... maafin aku, aku gak tau," ujar Kinanti seraya menangis setelah ia mengetahui bahwa dirinya mengalami keguguran.
Mahasa yang telah berganti pakaian dan baru saja duduk di dekat ranjang langsung disambut oleh tangisan Kinanti.
Saat ini Kinanti sudah dipindahkan ke ruang perawatan kelas atas.
Mahasa yang terlihat kelelahan lantas langsung mengurungkan niatnya untuk duduk setelah itu ia beranjak lalu memeluk Kinanti guna menenangkan wanita itu.Seharusnya Kinanti tidak boleh mengetahui hal ini sebelum keadaannya pulih, tapi ternyata ada saja orang yang tidak bisa menjaga mulutnya. Salah satunya adalah Amar yang tidak bisa mengelak ketika Kinanti bertanya masalah penyakitnya sampai harus diboyong ke rumah sakit.
"Sudah ... saya yang harusnya meminta maaf," ujar Mahasa seraya mengelus punggung Kinanti yang bergetar.
Wajah Kinanti terlihat pucat serta perutnya masih merasakan sakit dan rasa sakit itu semakin bertambah ketika ia menangis.
"Saya meminta maaf karena tidak menyadari kehadirannya, saya meminta maaf karena selalu mengabaikan kamu, mengabaikan segala keluhan kamu. Saya benar-benar minta maaf, Kinanti," ujar Mahasa dengan penuh penyesalan. Andai ia sedikit saja bersikap peduli mungkin hal seperti ini tidak akan pernah terjadi.
Kinanti yang tengah menangis seraya menenggelamkan wajahnya di dada Mahasa tampak menggelengkan kepala.
"Aku yang salah, Mas, aku ibunya, aku yang mengandungnya. Andai aku lebih peka, andai aku gak minum jamu itu, mungkin hal seperti ini gak pernah terjadi," raungnya.
"Kenapa Tuhan kasih cobaan seperti ini? Apakah aku gak pantas untuk menjadi ibu, Mas?" Kinanti bertanya-tanya disela tangisnya.
Mahasa yang mendengar itu sontak menggelengkan kepala. Untuk yang satu ini, ia kurang setuju dengan ucapan Kinanti.
"Tuhan punya rencana indah, Kinanti. Terkadang kita harus merasakan sakit terlebih dahulu untuk mencicipi sebuah kebahagiaan."
"Apa kamu yakin kita akan mencicipi kebahagiaan, Mas? Bagaimana kalau kita gak akan pernah mencicipi hal itu?"
Kinanti sepertinya benar-benar terlarut dalam kesedihan sampai ia tidak sadar akan ucapannya. Untuk hal ini, Mahasa mencoba memaklumi. Tidak ada orang yang akan baik-baik saja setelah mengalami sebuah kehilangan.
Dengan penuh kasih, Mahasa masih mengelus punggung Kinanti yang bergetar.
"Sudah ... jangan menangis lagi. Kita serahkan semuanya kepada Tuhan, kita tidak bisa berbuat banyak, Kinanti. Hidup kita hanya milik Tuhan, dan biarkan Tuhan yang mengatur semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Rempong
General FictionKinanti Wijaya atau orang-orang sering memanggilnya Kiwi merupakan mantan 3rd runner-up Miss Universe perwakilan dari Indonesia, semenjak menorehkan prestasi itu namanya semakin melambung di dunia hiburan Indonesia apalagi ketika dia dipercaya menja...