BAB 38 : Hampir Tenggelam

69.2K 9K 306
                                    

Jangan lupa follow, vote, komen dan share 🌻🌻🌻

***

Tibalah hari yang sangat Kinanti tunggu-tunggu yaitu menghabiskan sisa liburan di salah satu destinasi yang banyak digemari oleh orang-orang yaitu Gili Trawangan.

Dengan menggunakan boat mereka menghabiskan waktu kurang lebih 25 menit untuk menyebrang dari Pelabuhan Bangsal hingga ke dermaga Gili Trawangan.

Dengan menggunakan boat mereka menghabiskan waktu kurang lebih 25 menit untuk menyebrang dari Pelabuhan Bangsal hingga ke dermaga Gili Trawangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lantas setelah dari dermaga mereka langsung menuju ke sebuah villa mewah yang lagi-lagi memiliki view yang langsung mengarah ke laut.

Untuk sampai ke villa mereka menggunakan alat transportasi yang biasa beroperasi di Gili Trawangan yaitu Cidomo.

Cidomo merupakan alat transportasi tradisional seperti kereta roda dua yang ditarik oleh seekor kuda, kalau di daerah lain Cidomo kurang lebih sama seperti delman atau andong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cidomo merupakan alat transportasi tradisional seperti kereta roda dua yang ditarik oleh seekor kuda, kalau di daerah lain Cidomo kurang lebih sama seperti delman atau andong. Tidak hanya Cidomo, di Gili Trawangan juga bisa menggunakan speda. Mengingat di Gilli Trawangan sangat melarang adanya alat transportasi seperti motor, mobil atau kendaraa bermotor lainnya yang dapat menyebabkan polusi serta kebisingan.

“Papa, aku keringetan,” keluh Megan seraya menyandarkan tubuhnya ke dada Mahasa dengan sangat manja.

Pipi Megan terlihat semakin merah saja. Kasihan sekali. Padahal Kinanti sudah memakaikan anak itu sunblock.

“Nanti kalau udah sampai villa mandi ya?”

“Daripada mandi mending berenang,” celetuk Kinanti.

Mendengar itu sontak Megan langsung kembali melihat ke arah ayahnya. “Papa, aku mau berenang aja.”

“Boleh,” sahut Mahasa seadaanya karena pandangannya terfokus ke sekitar.

Entah kenapa di pulau ini Mahasa merasakan sebuah ketenangan. Apakah ini efek dari tidak adanya polusi yang disebabkan oleh kendaraan?

Miss Rempong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang