Bagian 22

3.5K 592 99
                                    

Regret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Regret

***

"Eh, dari mana kamu? Jam segini baru pulang?" Jungwon bertanya setelah melihat Arra yang duduk di meja makan dengan wajah pucat nya. Jungwon yang awalnya tengah memasak beberapa makanan untuk makan malam seketika perhatiannya menjadi teralihkan pada istrinya itu.

Akhir-akhir ini Arra jarang keluar terutama malam hari begini, dan kali ini dia pulang cukup larut. Tentu ini membuat Jungwon heran.

Laki-laki itu berjalan mendekat ke arah Arra, menggeser kursi disamping gadis itu lalu mendudukan dirinya seraya terus menatap penuh tanda tanya.

"Dari mana?" Ulang Jungwon karena pertanyaan yang sebelumnya tidak di jawab oleng sang istri.

Arra menoleh lemah lalu menenggelamkan wajahnya diantara lengan nya "Rumah sakit"

"Kamu jenguk Arin lagi?" Jungwon bertanya sambil bangkit dari kursinya lalu kembali menuju meja  kompor dan melanjutkan kembali kegiatannya.

"Iya, aku menjenguknya"

"Bagaimana keadaannya?"

"Dia... sudah lebih baik, dokter mengatakan besok pagi Arin sudah boleh pulang"

"Sungguh?" Jungwon nampak tak percaya.

"Iya, apa besok aku boleh menemaninya dan mengantarnya hingga pulang?" Arra mengangkat wajahnya, memutar haluan menjadi menghadap ke arah Jungwon yang tengah memunggunginya karena sedang memasak.

"Tentu saja boleh" balas Jungwon masih belum beranjak dari tempatnya saat ini.

Sementara Arra, gadis itu hanya diam saja di meja makan. Masih memikirkan kalimat yang Arin katakan tadi di rumah sakit. Tentang betapa baiknya dirinya

Oh sungguh, mungkin ini kelihatan normal saja jika ada seseorang mengatakan bahwa Arra orang yang baik, tapi untuk dia sendiri. Ini sangat menganggu pikirannya.

Dan kalimat itu juga terus berputar di kepalanya, dia merasa seperti pembohong besar yang sudah mengelabuhi semua orang. Sungguh, ini adalah rasa bersalah terbesar yang dia rasakan.

Pernikahan ini, mungkin tidak dia harapkan. Tapi setidaknya dia harus bisa melihat dadi sudut pandang Jungwon. Laki-laki itu menaruh harapan besar pada pernikahan ini dan pada dirinya.

Dia selalu bersikap baik pada dirinya apapun keadaannya, dan Arra? Dia selalu saja memandang buruk Jungwon tanpa memikirkan segala pengorbanan yang dilakukan laki-laki itu untuknya.

"Apa yang kamu pikirkan?" Lamunan yang sudah menjalar ke mana-mana itu akhirnya terpecah oleh pertanyaan Jungwon.

Arra menoleh ke arah laki-laki yang berdiri di sampingnya menata beberapa makanan dan peralatan makan. Arra lalu menggeleng pelan.

[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang