Bagian 24

3.3K 578 72
                                    

Keduanya sama-sama tertawa pelan setelahnya. Sembari saling mengalihkan pandangan menatap langit yang masih sedikit cerah, matahari juga masih enggan pergi. Mungkin dia tau ada dua insan yang tengah bersama, saling tertawa, dan berbagi cerita. Dia tak ingin menyingkat waktu mereka.

"Chagiya" panggil Arra tiba-tiba.

"Hmm?"

"Kurasa aku harus mengatakan sesuatu" Jungwon menoleh dengan kedua alis menyernyit heran.

"Apa kamu sudah memaafkanku?"

Jungwon menyernyit lagi "Untuk?"

"Aku yang sudah menyakitmu" balas Arra pelan, wajahnya yang semula ceria berubah menjadi sedikit murung.

Jungwon kembali merasakan sakit di bawah rusuknya, bukan waktunya untuk membahas semua itu, ini adalah waktu mereka berdua yang harusnya di isi dengan tawa dan kegembiraan. Bukan dengan kenangan pahit yang pernah hadir di hidup mereka.

"Memangnya aku pernah menuntut maaf darimu huh?! Lupakan saja, tidak ada gunanya membahas semua itu" ucap Jungwon dengan nada datarnya.

"Chagiya, untuk semua yang pernah terjadi. Aku akan memperbaikinya, aku yang memulai aku juga yang harus mengakhiri"

"Mwo?" Kedua mata Jungwon membola.

"Kamu gak percaya? Baiklah akan ku buktikan mulai sekarang!" Arra menguap lebar setelahnya, kenyamanan di pinggir pantai membuat nya harus mengantuk seperti ini. Tanpa pikir panjang Arra langsung menyandarkan kepalanya pada pundak lebar laki-laki di sebelahnya ini, sembari menunggu detik-detik sunset akan tiba.

Hati Jungwon menghangat. Rasa sakit di dadanya seperti sebuah rasa senang untuk nya. Ini yang dia nanti, penantian nya selama ini tidak sisa-sia. Menunggu saat-saat ini terjadi.

Jungwon tidak menuntut banyak hal dari Arra, cukup dengan melihat perubahan ini saja sudah membuat dirinya senang. Ini adalah saat bagi mereka untuk sama-sama memperbaiki hubungan mereka dari awal, semua harus sesuai yang diharapkan oleh Jungwon.

Gomawo, kejutan terindah ini gak akan aku lupakan Raa.

Batin Jungwon sambil menatap lekat wajah sang istri yang bertumpu pada bahunya. Jika saja bisa, ingin sekali Jungwon menghentikan mesin waktu dan membiarkan saat-saat ini terus terjadi tanpa ada batas waktu.

Satu tangan Jungwon terulur mengelus pelan surai panjang berwarna ke cokelatan milik sang istri. Tatapan matanya masih tak bisa beralih dari wajah cantik gadis itu. Arra memang cantik, dan semua yang ada pada dirinya.

"Chagiya, lihat disana! Lihat!" Arra menunjuk ke arah langit di ufuk barat menampilkan sosok matahari yang perlahan menghilang, dibarengi dengan cahaya kuning orange yang terbentang luas di langit.

"Lihat sunset nya!" Arra berteriak semangat.

Jungwon tentu langsung mengikuti arah pandang mata Arra dan juga ikut menyaksikan fenomena alam yang eksotis dan indah ini. Detik demi detik berlalu hingga matahari benar-benar menghilang dengan sempurna. Satu hari yang indah untuk mereka, andaikan saja hari esok akan sama seperti ini.

Udara berubah dingin menjadi hembusan angin malam yang menusuk. Arra harus sedikit bergeser lebih dekat pada Jungwon untuk mencari kehangatan.

"Kenapa yang indah selalu cepat berlalu? Padahal aku mau melihatnya  lagi" keluh Arra sedikit kecil hati, langit yang semula begitu indah berubah menggelap dan hanya ada butiran bintang yang perlahan berdatangan.

[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang