Arra memejamkan matanya, menikmati pijatan nikmat di kulit kepalanya. Quenna Salon benar-benar memberikannya banyak kenyamanan dan fasilitas. Entah sudah berapa banyak uang yang dia habiskan untuk semua ini, tapi baginya ini tidak seberapa, yang terpenting adalah dia harus terlihat sempurna, Harus.
Kepuasan nya terhadap pelayanan dari para karyawan membuatnya betah melakukan banyak treatment kecantikan disini. Tidak memperdulikan lagi harga yang harus dia bayar.
Asalkan dia benar-benar mendapatkan hasil seperti yang dia inginkan.
"Saya baru saja memberi vitamin rambut Noona, sambil menunggu silahkan istirahat dulu. Saya permisi sebentar" pamit seorang lelaki yang usianya lebih muda darinya. Arra mengangguk mengerti dan ikut bangkit dari tempat nya beralih mendudukan dirinya pada salah satu kursi santai yang ada disana.
Arra meraih ponselnya sembari menjelajahi beranda sosial medianya. Setidaknya ini bisa merileks kan dirinya sekaligus pikirannya dari hari-hari berat dan melelahkan yang dia jalani selama ini.
Selama beberapa menit semua berjalan normal, hingga konsentrasi Arra terpecah ketika mendengar obrolan dua orang wanita yang juga tengah duduk di kursi santai sebelahnya.
Jika saja mereka membicarakan hal lain tentu Arra tidak akan merasa terganggu, tapi entah kesialan apa yang menimpanya. Dua orang tak dia kenal itu tengah berbicara sembari memuji-muji Eunha.
Arra tentu tak terima mendengar nama itu tengah di umbul-umbul kan oleh dua orang wanita di sampingnya.
"Ah cantik sekali ya. Dia sekarang jadi bintang iklan produk kecantikan seperti ini"
"Iya benar, kemarin waktu aku lewat stasiun ada papan iklan besar dan wajah Eunha ada disana"
"Oh sungguh?"
"Dia sangat cocok menjadi model, wajahnya cantik dan super menggemaskan. Aku ingin seperti dia"
Heboh dua orang itu, juga ada sebuah majalah kecantikan yang tengah dibawa oleh salah satu wanita.
Arra melirik nya, bukan kearah si wanita namun ke arah majalah di tangan wanita yang tubuhnya sedikit gendut.
"Permisi, boleh aku melihatnya juga?" Tegur Arra berusaha terlihat biasa saja. Wanita gendut itu mengangguk kemudian memberikan majalah nya pada Arra.
Sial. Wajah Eunha terpampang dengan jelas sebagai sampul majalah itu, dengan pose tersenyum lebar dan wajah cantiknya.
Sungguh, demi apapun Arra sangat iri. Benar-benar iri.
Sampai disini Arra masih bisa mengatur perasaanya. Baru sampul bukan, semoga saja tidak ada wajah wanita itu lagi di dalam lembar majalah.
Tangan Arra tergerak membuka majalah itu ke halaman pertama. Dan sialnya lagi, wajah Eunha disana lagi. Bedanya kali ini dia tengah berpose sambil membawa sebuah foundation merk mahal.
Arra terkejut tentu saja, tidak mungkin Eunha bisa menjadi model dan mulai terkenal seperti ini. Dia memang sempat mendengar kabar kalau Eunha mulai berminat di dunia permodelan, tapi tidak pernah berfikir sama sekali bahwa Eunha akan menjadi terkenal seperti ini.
Jika seperti ini caranya, Arra benar-benar kalah dalam persaingan ini.
Hancur sudah hari yang dia rencana akan menjadi hari menyenangkan untuk nya, perasaannya kini mulai marah dan kesal. Marah karena tidak bisa menjadi lebih cantik dari Eunha dan kesal melihat wanita itu kini di kenal oleh orang banyak dan dipuji kecantikannya.
Arra kemudian menutup majalah itu dengan kasar, sudah tidak ada niatan untuk membuka halaman majalah lebih jauh lagi, karena dia sudah mengira apa yang akan dia lihat selanjutnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon
FanfictionSuatu kebenaran besar yang Kim Arra sembunyikan dari teman-temannya. Yang Jungwon, laki-laki yang dia sebut sebagai saudara kembarnya. Akankah Kim Arra akan terus bungkam dengan kebenaran besar ini? Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Jay ditengah...