Bagian 42

2.6K 423 54
                                    

"Jungwon-ah kau kah itu, Nak?" Seorang wanita paruh baya memanggil seorang pemuda dengan suara lirihnya, sembari berusaha untuk bangkit dari duduk nya untuk memastikan bahwa yang dia lihat saat ini memang benar adanya.

Seorang pemuda yang tengah berjalan dengan lemah juga dengan tatapan mata yang jatuh pada lantai kemudian mendongak, mencari sumber suara yang baru saja menyebutkan namanya.

Jungwon terkejut, mendapati Ibunya ada disini. Tengah tersenyum lebar menunggunya. Dia yang pada awalnya tengah terpuruk pada kesedihannya seketika tersenyum tak kalah lebar nya mendapati Ibunya.

Wanita yang sangat dia sayangi dan dia rindukan. Jungwon kemudian sedikit berlari kecil untuk menghampiri ibunya, dengan mata yang berkaca-kaca Jungwon langsung saja menjatuhkan tubuhnya pada pelukan hangat sang ibu.

Dekapan penuh kasih sayang yang lama tak ia dapatkan. Dan wanita paruh baya itu juga tak henti-hentinya tersenyum bahagia bisa bertemu dengan putra satu-satunya setelah sekian lama tak berjumpa.

Semenjak Jungwon menikah dia kembali berkunjung kerumah ibunya hanya dua kali saja, setelah itu tidak pernah lagi. Ibunya Jungwon pun memakluminya karena putranya ini pasti di sibuk kan dengan urusan sehari-hari nya. Oleh karenanya, wanita paruh baya yang tahun ini usianya menginjak kepala lima itu pun sama rindu nya pada putra tunggal nya.

"Eomma" lirih Jungwon, nada suara nya sudah seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup.

"Jungwon, Nak. Jangan menangis, eomma mengerti apa yang kau rasakan saat ini!" Wanita itu kini beralih mengusap-usap punggung anaknya, memberinya ketenangan.

Jungwon juga masih belum ingin melepaskan pelukan hangat itu, masih ingin berlama-lama dalam dekapan penuh kasih sayang dari sang ibu.

"Eomma. Aku gagal, aku sudah gagal manjadi seorang suami. Harusnya aku bisa melindungi..." Wanita paruh baya itu kemudian menggeleng seketika, membuat Jungwon terhenti dari ucapannya sejenak.

Keduanya kini tidak saling berpelukan lagi, tetapi beralih saling menatap.

"Tidak ada yang gagal, kau tidak gagal" wanita ber marga Yang itu kemudian membimbing putranya untuk duduk di kursi tunggu. Dia tau bahwa Laki-laki yang sudah dia besarkan ini pasti tengah dalam keterpurukannya yang paling dalam.

"Tapi, Arra mencoba bunuh diri karena kesalahanku. Aku sudah membuatnya kecewa" wanita itu menggeleng lagi.

"Eomma tau kau orang seperti apa, kau tidak mungkin menghianati Arra demu wanita lain bukan? Ini semua pasti salah paham" wanita itu berkata dengan sangat pas, tepat pada sasarannya dan sangat benar. Seolah tau, seolah wanita itu bisa membaca situasi yang tengah terjadi.

"Katakan pada eomma, apa yang sebenarnya terjadi!" Seru wanita itu pada Jungwon hanya menunduk merasa bersalah atas apa yang baru saja terjadi.

Meski ragu, tapi Jungwon akhirnya menceritakan segala nya yang terjadi hari ini. Hari dimana semuanya terasa berat, hari dimana dia merasa menjadi Laki-laki paling hina dimuka bumi ini. Juga hari dimana kejadian besar yang tidak pernah Jungwon pikirkan akan terjadi saat ini.

Dia benar-benar merasa bersalah, hancur, juga benci pada dirinya sendiri. Meski semua itu tidak ada gunanya, tapi Jungwon tetap menghakimi dirinya sendiri bahwa ini adalah kesalahannya. Semua karena dirinya yang terlalu bodoh.

[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang