"Kau mau membayarku berapa huh?! Beraninya kamu nyuruh aku begitu" perbincangan baru saja di mulai dan Heeseung sudah emosi duluan. Dia langsung menggeleng setelah berkata demikian.
Jay merotasikan bola matanya jengah, Heeseung ini sangat sok jual mahal sekali apalagi jika dia yang meminta bantuan, tetapi lihat saja saat dia sedikit di beri sogokan dengan Uang.
"Aku akan membayarmu kok tenang saja!" Jay yang tengah mengendarai mobil nya hanya berkata demikian tanpa menatap Heeseung sedikit pun
Sementara satu orang yang berada di kursi penumpang depan langsung terperanga mendengarnya.
"Sungguh? Jadi kamu mau membayarku berapa?" Tanya Heeseung tidak sabaran.
"Berapapun, aku akan membiayai hidupmu selama satu bulan kedepan" Berkata demikian seperti bukanlah beban bagi anak orang kaya yang satu ini.
Heeseung semakin terperanga, tubuhnya langsung menari-nari kesenangan "Oh tuhan, mimpi apa aku semalam? Kenapa aku bisa dapat kejutan seperti ini"
Jay menggelengkan kepalanya, dasar tidak normal. Hanya itu saja sudah senang. Ejeknya dalam hati lalu kembali acuh.
"Ini termasuk uang kuliah ku juga kan Jay? Uang makan dan..."
"Iya Lee Heeseung, apapun itu yang menjadi kebutuhanmu. Tapi kerjakan semua nya dengan benar dulu!" Heeseung semakin terperanga lagi. Entah sudah berapa kali dia membuka mulutnya senang saking terkejutnya.
"Iya baiklah Jay ganteng, Aku akan kerjakan semuanya" Heeseung mengepalkan tangannya sendiri dan mengangkatnya tinggi-tinggi sebagai tanda semangat atas perintah Jay.
Jay menyinggung senyum miris, dasar teman kurang ajar. Disaat ada uang baru bersikap baik dan memujinya. Jay kemudian membelokan kemudi mobil sport berwarna merah miliknya ke area kampus, melaju di halaman kampus menuju parkiran yang letaknya tak jauh dari gedung kampus.
"Jadi apa aja yang harus aku lakukan?" Tanya Heeseung saat mereka berdua sudah sampai di parkiran, namun belum beranjak pergi dari dalam mobil.
"Mudah saja, cari tau semua hal tentang Arin. Kegiatan dia selama kuliah, dan pastikan jangan sampai Arin dekat dengan laki-laki manapun, kalau kamu menemukan kecurigaan langsung hubungi aku"
"Buntuti dia kemanapun, pastikan dia selalu aman dan baik-baik saja. Kamu ngerti kan?!" Tanya Jay memastikan.
"Jay, ini bukannya terlalu berlebihan? Ini sama saja kamu gak mengizinkan dia bersama laki-laki lain..."
"Ya, karena cuma aku yang pantas bersama Arin" potong laki-laki berwajah tegas itu.
"Jadi gimana? Kamu mau tidak? Kalau gak mau aku bisa cari orang lain"
Heeseung yang sudah kalap karena uang dan didesak oleh kebutuhan hidupnya akhirnya menurut saja. Lagipula bayaran yang diberikan oleh Jay tidak main-main, sayang sekali jika dia tidak menyetujuinya.
"Ya baiklah. Lain kali kalau ada pekerjaan seperti ini lagi kamu bisa menyuruhku kok" balas Heeseung menawarkan diri, namun tak dihiraukan.
***
"Apa aku menganggumu?" Arra bertanya setelah beberapa menit tak ada percakapan, Jungwon hanya fokus pada urusannya sendiri. Ya, dia memang sibuk, tapi apakah sekedar untuk melakukan perbincangan saja tidak bisa.
"Apa kamu merasa begitu?" Tanya balik Jungwon, kedua matanya yang awalnya sibuk menatap benda pipih di hadapannya seketika teralihkan kepada istrinya. Satu tangan Jungwon kemudian menutup laptopnya untuk menyudahi kegiatannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/235718041-288-k687547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon
FanfictionSuatu kebenaran besar yang Kim Arra sembunyikan dari teman-temannya. Yang Jungwon, laki-laki yang dia sebut sebagai saudara kembarnya. Akankah Kim Arra akan terus bungkam dengan kebenaran besar ini? Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Jay ditengah...