Jungwon menghela nafas panjang, seharian ini rasanya benar-benar membosankan. Bukan hanya hari ini saja, hari-hari biasanya juga sama. Semenjak istrinya itu di opname dirumah sakit, Jungwon menjalani segala aktivitasnya seorang diri, tanpa ada sosok wanita cantik yang biasanya mengomel dan merajuk padanya, mewarnai hari-hari nya.
Tapi meski begitu, Jungwon tetap berusaha untuk membiasakan dirinya. Dua minggu sudah berlalu termakan oleh kesedihan dan penyesalan, dan selama itu pula Jungwon masih belum mendapatkan kabar apapun tentang perkembangan baik kondisi istrinya. Maka dia putuskan mulai hari ini untuk beradaptasi pada suasana baru, sebisa mungkin dia biasakan dirinya untuk tidak terus terbayang pada penyesalannya saat ini.
Semakin berlarut pada kesedihan dan penyesalan pun tak ada gunanya, hanya membuat dirinya semakin terperosok dalam penyiksaan.
Laki-laki pemilik dimpel di sisi pipi kirinya itu kemudian meminum satu cup kopi yang baru saja dia beli dari kantin. Sebenarnya Jungwon sendiri tidak terlalu suka dengan minuman yang kandungan kaffein nya tinggi ini. Tapi apa boleh buat, segalanya menjadi kacau, Jungwon sendiri jadi tidak bisa menjaga pola makannya semenjak kejadian itu terjadi.
Jungwon merasakan dering ponsel yang dia taruh di saku kemeja nya, dengan terburu-buru diambilnya ponsel itu dan melihat siapa yang menelponnya. Eomma, nama itu terpampang jelas, maka dengan terburu-buru pula dia mengangkat telephone nya hingga suara nya dan ibunya tersambung.
"Eomma? ada apa?"
"Jungwon, kau masih di kampus? Kelas mu belum selesai?"
"Kelas ku sudah selesai, eomma. Sebentar lagi aku akan pulang"
"Ah baiklah"
"Jungwon, dokter baru saja memberitahu eomma tentang perkembangan keadaan Arra" Jungwon yang pada awalnya terlihat biasa saja tidak menunjukan ekspresi apapun, tiba-tiba berubah berbinar mendengar ucapan ibunya. Tentu saja, biar bagaimana pun juga selama dua minggu ini dia benar-benar menunggu kondisi Arra agar segera membaik.
"Sungguh? Apa yang dikatakan dokter?" Tanya Jungwon tak sabaran.
Dan dapat Jungwon dengar dari balik telephone nada bicara ibunya yang tampak bersemangat.
"Arra... dia sudah siuman siang tadi. Dokter mengatakan jika Arra sudah benar-benar sadar dari koma nya. Keadaannya juga sudah cukup membaik nak"
Demi Tuhan, seketika Jungwon benar-benar mengaga lebar mendengar ucapan ibunya. Seperti tidak dapat di percaya, koma selama dua minggu yang menyerang istrinya seolah tak memberinya banyak harapan, juga keadaan paru-paru nya yang juga tak mengalami perkembangan sama-sama membuat Jungwon sempat putus harapan beberapa hari yang lalu.
Tapi yang dia dengar kali ini adalah jawaban atas doa-doa nya yang di dengar oleh yang kuasa. Tak dapat di pungkiri juga, Jungwon sangat senang saat ini.
"Apa? Eomma benarkah itu? Arra benar-benar siuman dari koma nya?" Jungwon masih belum percaya.
"Iya Jungwon. Segeralah kemari nak, lihatlah istrimu itu! Dia sudah membuka matanya" nada suara ibunya berubah haru.
Jungwon pun mengangguk kemudian menutup telephone nya, air matanya sudah kembali berkumpul di kantung matanya, bukan karena sedih tapi terharu, juga sama terharunya seperti ibunya. Tidak ada hal besar yang paling membahagiakan baginya selain melihat istrinya itu pulih kembali.
Tanpa berlama-lama Jungwon akhirnya memilih untuk pergi dari sana dan bergegas ke rumah sakit.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon
FanfictionSuatu kebenaran besar yang Kim Arra sembunyikan dari teman-temannya. Yang Jungwon, laki-laki yang dia sebut sebagai saudara kembarnya. Akankah Kim Arra akan terus bungkam dengan kebenaran besar ini? Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Jay ditengah...