"Baguslah kalau begitu, semoga dia segara mati. Maka aku tidak perlu repot-repot melenyapkannya!" Eunha tertawa seorang diri, melihat siaran televisi yang menayangan berita lokal tentang kecelakaan lalu lintas.
Dan topik utama dari pemberitaan tersebut adalah seorang gadis yang diduga mencoba melakukan aksi bunuh diri. Eunha yang pada dasarnya sudah mengetahui lebih dulu sebelum menonton berita ini, dia tentu tersenyum puas untuk kedua kalinya ketika mendengar berita seperti itu lagi.
"Dan sebentar lagi tinggal menunggu berita yang menyiarkan bahwa Arra sudah dinyatakan mati!" Eunha tertawa puas untuk kesekian kalinya, juga tersenyum puas melihat semua nya berjalan seperti yang dia pikirkan. Mulai dari dia yang berhasil mengetahui siapa kekasih Jungwon, hingga keinginan jahat nya yang terbersit untuk melenyapkan siapa saja wanita yang selama ini Jungwon sebut namanya di depan Eunha.
Namun Tuhan sedang berbaik hati, bisa jadi juga Tuhan sedang berada di pihaknya sehingga tanpa memulainya pun Eunha sudah mendapatkan hasil bahwa Arra sudah lebih dahulu membunuh dirinya sendiri. Jadi tidak perlu bagi Eunha repot-repot melenyapkannya.
Getaran smartphone bisa Eunha rasakan saat ini, yang berarti ada seseorang yang tengah menelephone nya. Eunha kemudian mencari ponselnya yang terselip di antara bantal sofa yang tengah dia gunakan untuk bersantai kali ini. Dan terlihat jelas, Nicholas. Nama itu terpampang nyata di layar kaca ponsel nya.
Eunha hampir saja lupa dengan orang ini, orang suruhannya yang dia perintahkan untuk mencari tau tentang Jungwon. Eunha tersenyum miring, dia baru sadar selama ini dia dibohongi oleh laki-laki licik ini, Nicholas sama sekali tak tau apapun mengenai Jungwon, tapi berlagak seolah mengatahui kebenarannya. Dasar laki-laki miskin, dia hanya menginginkan uang nya.
"Kau! Mau apa lagi hm??"
"Noona, aku sudah mengetahui semua informasi tentang Jungwon!"
Eunha memincingkan alis nya tak percaya, mengetahui semua tentang Jungwon? Bohong nya sangat terlihat jelas, bahkan orang bodoh pun pasti tau.
Bagaimana tidak, Eunha sudah mengetahui segalanya lebih dulu, mengetahui siapa sebenarnya kekasih Jungwon, kemudian mengetahui segalanya tentang Jungwon. Juga mengetahui fakta bahwa Arra adalah istri Jungwon.
Dan kira-kira apa yang akan penipu itu katakan? Apa dia akan mengarang cerita lagi? Mungkin saja.
"Oh ya? Baiklah katakan!" Pancing Eunha dengan wajah menyeringainya. Dia benar-benar memasang pendengarannya setajam mungkin untuk menyimak apa yang akan dikatakan oleh si penipu itu.
"Kekasih Jungwon itu sebenarnya perempuan bernama hwang Yeji, teman nya waktu SMA dulu. Jadi bagaimana? Apa aku bisa mendapatkan bayaranku?!"
Eunha justru tertawa, tidak ada yang lucu memang. Sebenarnya Eunha menertawakan kebodohan Nicholas yang dengan enteng berkata demikian, kemudian meminta bayaran?! Penipu yang handal.
"Apa? Astaga benarkah?!" Eunha tertawa terbahak lagi bahkan tawa nya seolah bukan tawa biasa. Seperti tawa menyeramkan seorang penyihir.
"Kau mencoba membohongiku ya? Astaga dasar bodoh!" Eunha tertawa lebih keras lagi hingga bagian dalam perutnya terasa sakit.
Bisa Eunha dengar suara Nicholas yang nampak terkejut, juga seolah gugup.
"Hei nyalakan televisi mu dan lihat siaran berita hari ini, maka kau akan tau siapa kekasih Jungwon yang sebenarnya! Atau lebih baik kau tanyakan saja pada temanmu itu apa yang sedang terjadi saat ini" Eunha lanjut tertawa, belum bisa berhenti menertawai kebodohan si penipu itu.
"Tapi aku tidak akan mempermaslahkannya, meskipun kau sudah menipuku tapi aku tidak akan melaporkanmu ke kantor polisi ataupun memintamu mengganti rugi uang ku. Anggap saja itu sebagai hadiah untukmu karena aku sedang bahagia hari ini" Eunha tertawa kembali kemudian memutus saluran telephone mereka berdua.
Wanita yang saat ini tengah tersenyum lebar itu kemudian menjatuhkan dirinya pada tempat tidur kemudian berguling-guling dari sisi ke sisi.
"Harus dengan apa aku merayakan hari bahagia ini. Membuat kue? Adakan pesta? Atau menonton televisi seharian sambil memakan cemilan?"
"Semua nya ide yang bagus, aku lakukan saja semuanya bersama!" Eunha kemudian bangkit dengan sumringah berjalan menuju lemari es nya mengambil beberapa makanan yang ada didalamnya.
***
Jungwon hampir saja gila. Melihat kondisi Arra yang semakin hari semakin memburuk, tidak ada kepulihan sama sekali. Kemarin lusa waktu istrinya itu dilarikan kerumah sakit, Jungwon benar-benar merasa hancur. Tapi tidak lebih hancur dari hari ini, operasi demi operasi sudah dilakukan oleh dokter, bahkan transfusi darah juga sudah dilakukan. Tapi tetap saja istrinya itu tidak segara pulih, tiga hari gadis itu terbaring tak berdaya, masih dalam masa koma nya yang berkelanjutan.
Meski teman-temannya, ibu nya, juga orang -orang terdekat Jungwon memberinya dukungan penuh, juga memberinya semangat untuk tetap kuat disetiap detik menyakitkan yang dia alami saat ini, namun hanya sebatas sampai disitu saja. Jungwon tetap tidak bisa dengan mudah kuat menghadapinya, tak serta-merta Jungwon bisa dengan mudah merasa baik-baik saja ditengah semua masalah yang dia alami.
Kesalahan terbesar, juga kebodohan terbesar dalam hidup nya kali ini sudah berakibat fatal pada istrinya, wanita satu-satu nya yang sangat dia cintai.
Jungwon tersenyum getir merasakan setiap debaran jantung nya yang terasa menyakitkan, seolah menjadi hukuman atas segala kesalahannya. Rasa sakit itu semakin bertambah ketika dia hanya bisa melihat istrinya itu dari balik pintu kaca transparan. Melihat istrinya itu masih terbaring dengan lemah, dengan segala macam peralatan medis yang memenuhi setiap jengkal tubuh nya.
Pemandangan seperti lah yang tidak pernah Jungwon inginkan untuk di lihat, tak pernah dia bayangkan sekalipun akan menyaksikan nya secara langusng. Dan sosok dari pemandangan menyakitkan itu adalah istrinya sendiri.
Bisakah waktu di ulang kembali? Diputar mundur hingga hari dimana kesalah pahaman itu terjadi. Andai saja bisa Jungwon ingin menjelaskan semua kebenarannya. Jungwon ingin gadis itu tau bahwa hanya dia lah yang di cintai bukan Eunha.
"Maaf" Sepatah kata itu keluar dari mulut seorang lelaki yang sejak tadi berdiri mematung.
"Maaf untuk penderitaan yang harus kau alami karena diriku!" Lelaki itu kemudian mengepalkan tangannya merasa marah pada dirinya sendiri.
Tidak ada kata yang bisa menggambarkan penderitaan nya dan penderitaan istrinya. Keduanya sama-sama menderita, yang satu menderita karena rasa sakit dan yang satunya menderita karena penyesalan.
Kedua nya sama-sama menderita.
Maka tidak ada hal lain yang bisa Jungwon lakukan selain meruntuki dirinya sendiri, selain menghakimi, menfonis dirinya sendiri dengan segala macam kesalahan nya yang telah dia perbuat.
"Raa, bahkan maaf pun tidak akan pernah bisa menggantikan segala macam rasa sakit yang kau rasakan!"
"Aku bodoh Raa, aku juga laki-laki payah!"
"Bahkan untuk sekedar melindungimu saja aku tidak bisa. Laki-laki macam apa aku ini?!"
***
Hello:) happy reading dengan double up malam iniKemaren w baca baca komen, banyak yang pada berharap cuman mimpi;)
Hahaha. Salah besar bund, gada mimpi mimpi, semua nya kejadian wkwkwk
Oke see you kapan kapan^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon
FanfictionSuatu kebenaran besar yang Kim Arra sembunyikan dari teman-temannya. Yang Jungwon, laki-laki yang dia sebut sebagai saudara kembarnya. Akankah Kim Arra akan terus bungkam dengan kebenaran besar ini? Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Jay ditengah...