"Bagaimana terapinya? Sakit hmm?" Tanya Jungwon sewaktu melihat Arra yang keluar dari ruang terapinya, dibantu oleh salah seorang perawat.
"Ya sedikit sakit" setelah Arra benar-benar sampai di hadapan Jungwon, perawat itu kemudian dengan sopan membungkukan badan bermaksud untuk hendak pergi, Jungwon pun balas membungkuk dan tersenyum sebagai balasan.
Jungwon menyadari wajah Arra yang tengah masam, mungkin saja efek dari terapinya.
"Bukannya Fisioterapi tidak sakit ya? Satauku begitu" Jungwon berjongkok untuk menyesuaikan tinggi mereka karena Arra yang masih menggunakan kursi roda sebagai alat bantu nya dalam berjalan.
"Kau sama saja seperti dokter itu Jungwon, dia mengatakan rasanya tidak sakit, hanya seperti di gigit semut, tapi saat terapinya dimulai pada bagian yang cedera, rasanya sangat menyakitkan" keluh Arra menggebu-gebu, gadis itu benar-benar kesal dengan terapi yang baru saja dia dapatkan.
Jungwon justru terkekeh geli melihat wajah masam istirnya yang jika di perhatikan lebih jauh lagi dia terlihat sangat cantik dan manis jika tengah merajuk. Jungwon juga tertawa ringan mendengar ucapan gadis itu, bukan menertawakan ceritanya, melainkan melihat perubahan-perubahan ekspresi diwajah gadis itu yang semakin membuatnya ingin tertawa.
"Apa yang lucu? Kenapa tertawa?" Tanya Arra galak.
Jungwon cukup terkejut melihat respon Arra, pasalnya sudah lama sekali dia tidak melihat wajah garang sekaligus menggemaskan Arra saat tengah marah.
"Itu lucu, kau payah sekali! Hanya begitu saja sakit" goda Jungwon, laki-laki itu sangat gemar jika sudah berurusan dengan menjahili istrinya.
Kedua mata Arra melotot merasa tak terima, bisa-bisa nya Jungwon meremehkannya seperti ini.
"Apa? Ah menyebabkan! Kau coba saja sendiri pasti akan sama kesakitan nya seperti diriku" bibir gadis itu kini sudah mengerucut sempurna, kedua matanya juga melolot dengan sempurna.
Itu menggelikan, Jungwon bahkan tidak bisa menahan tawa nya sewaktu melihat ekspresi itu dari wajah istirnya.
"Berhenti tertawa Jungwon!" Arra kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain karena rasa kesalnya.
"Oke, maafkan aku, sayang" Jungwon kemudian tersenyum dengan lebar yang menampilkan deretan gigi putih bersih dan rapi miliknya.
Arra tidak peduli, gadis itu masih dirundung rasa kesal. Diabaikannya laki-laki di depannya ini.
"Apa aku dimaafkan?" Tanya Jungwon lagi, laki-laki itu justru mengedipkan sebelah matanya beberapa kali. Bermaksud untuk membujuk istrinya agar tidak kesal lagi. Namun sayang sekali tidak bisa, karena memang pada dasarnya Jungwon tidak bisa wink.
Hanya sebuah lirikan sinis yang di dapatkan Jungwon, karena kemudian Arra kembali mengalihkan pandangannya.
"Baiklah, ku anggap itu jawaban iya" Jungwon bangkit kemudian berdiri di belakang Arra, lalu kedua tangannya beralih memegang gagang pegangan belakang kursi roda dan mulai menjalankannya perlahan.
Arra menghela nafas panjang, perasaan nya yang tadinya kesal perlahan sedikit membaik setelah Jungwon membawanya berkeliling area belakang rumah sakit yang memang menyajikan pemandangan yang cukup indah. Ada beberapa taman sejuk dan segar.
Gadis itu juga melihat ada beberapa pasien lain yang juga tengah berada disana. Untuk menghilangkan rasa bosan berada di ruangan rawat maka pasien-pasien itu pasti tengah mencari hiburan dengan datang kemari. Sama seperti Arra yang bosan dan sedikit kesal dengan terapi yang beru dia jalani.
"Oh ya, aku hampir lupa memberitahu ini padamu Raa" Jungwon menghentikan langkahnya begitu pula menghentikan kursi roda milik istrinya ini.
"Bertepatan dengan terapi pertamamu hari ini, tadi dokter mengatakan padaku bahwa kau sudah boleh pulang" Jungwon memperlihatkan senyum lebar nya sewaktu mengatakan hal demikian, wajah laki-laki itu benar-benar bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon
FanfictionSuatu kebenaran besar yang Kim Arra sembunyikan dari teman-temannya. Yang Jungwon, laki-laki yang dia sebut sebagai saudara kembarnya. Akankah Kim Arra akan terus bungkam dengan kebenaran besar ini? Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Jay ditengah...