Jungwon berhasil pulang tepat waktu, beruntungnya selama perjalanan dia berhasil membuntuti mobil taksi yang ditumpangi oleh Arra. Sehingga dia benar-benar bisa memastikan jika gadis itu pulang kerumah, bisa saja kan dia marah dan pergi ke suatu tempat demi menghindari bertemu dirinya.
Jungwon melangkahkan kaki memasuki rumah dengan dua lantai itu, dan pandangan Jungwon seketika menangkap Arra yang tengah berjalan tergesa di tangga menuju lantai dua, tempat kamarnya berada.
Laki-laki itu langsung membimbing kedua kakinya belari mendekat ke arah istri nya yang tengah marah besar itu.
"Arra, tunggu!" Jungwon berhasil menghentikan pergerakan Arra yang beberapa senti lagi sudah mencapai pintu kamar. Ditatapnya gadis di hadapanya itu dengan tatapan penyesalan.
"Maafkan aku, sungguh aku tidak bermaksud begitu, aku dan Eunha..." Jungwon terdiam ketika melihat reaksi Arra yang begitu menolak dirinya. Gadis itu langsung bergerak mundur, perlahan menjauhkan diri ketika mendengar nama wanita itu disebut lagi. Sungguh, demi apapun Arra sangat tidak ingin mendengar nya.
Arra tak menatap Jungwon sama sekali, selalu saja mencari objek lain di sekitarnya untuk dia lihat. Wajahnya terdiam pucat dan tak bersemangat. Bahkan Jungwon dapat pastikan jika gadis itu menangis selama dalam perjalanan kemari. Karna jejak-jejak air mata itu masih ada, make up tipis yang dia gunakan sebelum berangkat tadi juga sudah terlihat terhapus.
Tanpa berkata sedikitpun Arra masuk ke dalam kamar, hendak menutup pintu namun sudah terlebih dahulu ditahan oleh Jungwon yang memaksa untuk masuk.
"Arra, dengarkan aku dulu! Aku bahkan belum sempat menjelaskannya" tekan Jungwon, dia sudah berdiri tegap di depan Arra, memegang bahu gadis itu berusaha membuat istrinya mengerti dan setidaknya mau mendengarkannya sekali saja.
Arra masih tak berniat sama sekali, raut di wajahnya masih sama seperti sebelumnya. Dia berusaha menghindari lagi dengan mencoba melepaskan kedua tangan Jungwon dari bahu nya.
"Kumohon dengarkan aku sekali ini saja, aku tidak ingin ada kesalahpahaman disini" Arra diam, menjatuhkan pandangannya ke lantai masih berusaha menghindari tatapan Jungwon yang begitu memaksanya.
"Dengarkan aku!"
"Angkat wajahmu dan tatap mataku!" Paksa Jungwon lagi, tak memberikan Arra ruang untuk menghindari. Helaaan nafas akhirnya keluar dari rongga pernafasan gadis itu, sedetik setelahnya dia menatap wajah Jungwon, bersatu dengan tatapan mata Laki-laki itu.
"Semua yang terjadi tadi, tidak seperti yang kamu pikirkan Raa. Aku mengabaikanmu dan berbincang banyak hal dengan Eunha karena aku menghormatinya, aku tidak ingin membuatnya kecewa denganku" Arra tak menghiraukan ucapan laki-laki itu dan berusaha untuk menghindari lagi.
"Aku ingin kamu mengerti, sungguh. Mungkin Eunha tengah mencari perhatianku, tapi aku tidak tertarik sama sekali dengannya"
"Aku lelah, aku ingin istirahat" Arra menepis kasar kedua tangan Jungwon dan langsung berjalan menuju tempat tidur namun lagi-lagi Jungwon sudah lebih dulu menghentikannya.
"Apa lagi? Apa yang mau kamu jelaskan huh?! Aku sudah melihat semuanya. Ya, aku tau dan aku sadar Eunha memiliki wajah yang jauh lebih cantik dan tubuh yang lebih menarik dibanding diriku, itu sebabnya dia adalah wanita yang sesuai dengan keriteriamu bukan?!" Nada suara Arra meninggi di setiap kata nya. Membuat Jungwon semakin pusing harus melakukan apa untuk mengakhiri semua ini.
"Raa dengar, Aku tidak sungguh-sungguh dengan ucapanku tadi"
"Dan kau berbohong padaku"
"Kenapa kamu gak percaya juga sih?"
"Karena jelas sekali kamu juga tertarik pada Eunha kan? Mengaku!" Arra sudah mulai banyak bicara, juga tidak menghindari nya lagi. Jungwon sadar itu artinya Arra sudah tudak marah meski masih kesal namun tidak separah yang sebelumnya.
"Hei, jelas-jelas disini kamu yang paling cantik. Cuma kamu yang membuat aku jatuh cinta Raa, dan hanya kamu juga yang bisa membuat ku tertarik" kedua tangan Jungwon sudah berpindah tempat menjadi memegang kedua sisi pinggang istrinya dengan senyum khas nya ketika sedang jahil.
"Jangan mencoba menyuap ku, aku gak akan mudah luluh hanya karena pujian palsu itu"
"Jadi sampai kapan kamu akan marah?"
"Sampai kamu benar-benar melupakan Eunha" balas Arra ketus.
Jungwon menghela nafas kemudian beralih menjatuhkan dirinya pada tempat tidur.
"Aku tidak tertarik sama sekali dengannya"
"Lalu kenapa kamu bilang Eunha adalah wanita yang sesuai dengan keriteria mu? Kenapa? Jelaskan!" Arra kini duduk di pinggir tempat menunggu jawaban dari Jungwon yang asik merebahkan dirinya.
Jungwon bangun dari posisinya dan terkekeh saat melihat Arra yang kembali merajuk seperti biasanya. Dengan pout bibir khas dirinya.
"Aku cuma mau melihat apakah kamu cemburu atau tidak setelah aku berkata begitu pada Eunha" balas Jungwon santai.
"Apa? Jadi? Ini seperti sebuah prank" Arra mengerucutkan bibirnya lagi beberapa senti, lalu menatap Jungwon tajam.
Dasar Yang Jungwon sialan. Dia sudah membuat mood nya berantakan, kalau saja Jungwon mengatakan sejak awal mungkin Arra tidak perlu capek-capek menangis seperti tadi. Bahkan bagian yang paling Arra sesali adalah ketika dia menangis dalam taksi, pemilik taksi itu sampai-sampai panik saat melihat dirinya yang menangis. Saking paniknya si supir hendak menelpon polisi karena mengira dirinya adalah korban pelecehan. Oh sungguh, Ini sangat memalukan.
"Ya, Ini prank yang berhasil. Dan aku berhasil membuatmu cemburu, sayang" Jungwon tersenyum penuh kemenangan, tak memperdulikan wajah Arra yang sudah masam sejadi-jadinya.
"Kamu kebiasaan sekali sih. Lain kali kalau mau ngprank jangan nanggung-nanggung!"
Jungwon menyernyit heran "Apa maksudmu?"
"Kenapa gak sekalian saja kamu buat prank dengan menikahi Eunha huh?!" Tanya Arra ketus.
Jungwon terkejut "Apa? Baiklah, lumayan aku jadi punya dua istri!" Laki-laki itu menyengir tak berdosa.
"Apa kau bilang?!" Arra langsung melayangkan pukulan kuat pada tubuh laki-laki itu, tidak memberinya ampun sama sekali. Semantara Jungwon masih tertawa-tawa lebar.
"Oke hentikan ini! Maafkan aku" Arra akhirnya menghentikan aksinya, namun masih begitu kesal.
"Jangan ulangi lagi!" Ucap Arra memperingatkan.
"Baiklah sayang" setelah berkata demikian Jungwon langsung mengecup singkat bibir istrinya dan kembali tertawa penuh kemenangan.
Arra hanya geleng kepala melihat tingkah jenaka suaminya.
***
HiiiiJan lupa tinggalkan jejak😡😃
See you next part^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon
FanficSuatu kebenaran besar yang Kim Arra sembunyikan dari teman-temannya. Yang Jungwon, laki-laki yang dia sebut sebagai saudara kembarnya. Akankah Kim Arra akan terus bungkam dengan kebenaran besar ini? Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Jay ditengah...