"Lama gak bertemu Jungwon. Bagaimana kabarmu?" Wanita dengan perawakan tinggi dan ramping itu bertanya setelah merasa suasana cukup pas untuk berbincang.
Jungwon mendongak, menatap wajah Eunha, wanita seumurannya juga salah satu teman SMP nya. Eunha adalah gadis yang cukup famous disekolahnya dulu. Jadi walaupun dia tidak mengenalnya dengan baik, Jungwon tetap ingat lanteran latar belakang famous yang pernah di sandangnya sewaktu sekolah.
"Aku... baik. Kamu juga bagaimaa?" Tanya balik Jungwon, mencoba mengimbangi percakapan yang baru saja dimulai itu.
Eunha tersenyum santai, saat mengetahui respon Jungwon sama seperti yang dia harapkan.
"Aku juga baik. Aku gak menyangka kalau kita ternyata kuliah di universitas yang sama" gadis itu meminum segelas wine yang berhasil membasahi tenggorokannya yang terasa begitu kering.
"Ya, hanya saja kita tidak satu kampus. Ngomong-ngomong, kamu masih ingat denganku saja Na?"
"Tentu saja aku ingat, kau siswa terpintar di angkatan. Mana mungkin aku bisa melupakanmu" Eunha terkekeh pelan disusul Jungwon yang juga ikut terkekeh malu.
"Kau bisa aja, tidak seperti itu juga"
"Tapi sungguh Jungwon, penampilanmu banyak berubah, kamu jauh lebih tampan dan maskulin" Puji Eunha, manatap lekat penampilan laki-laki di hadapanya itu dari segala sudut.
"Kamu juga Na, kau cantik. Aku ragu kamu masuk fakultas bisnis, maksudku kamu lebih cocok menjadi seorang model di banding pengusaha" Jungwon juga ikut menatapnya. Mengakui bahwa wajah dan perawakan gadis di hadapanya ini sangat cocok untuk menjadi seorang model.
"Ah benar, banyak yang mengatakan begitu padaku. Sejujurnya aku kurang tertarik, tapi entahlah. Bahkan ibuku sendiri juga menyuruhku hal demikian" Dunia model menuntut banyak hal darinya, seperti stamina dan kecakatakan tubuh, juga senyum yang harus ada. Eunha tidak suka segala macam bentuk penuntut an, dia adalah tipikal orang yang menyukai kebebasan dan tidak di kekang.
"Kau punya potensi yang bagus di dunia model, sayang sekali jika tidak di kembangkan" Jungwon menambahkan.
"Begitu ya? Baiklah aku akan mencobanya" Eunha tersenyum menyetujui.
Mereka diam sebentar. Suasana restoran cukup ramai, banyak para pengunjung yang juga mengadakan makan malam bersama keluarga dan orang terdekat. Tidak hanya mereka saja.
"Jungwon, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya gadis itu lagi tanpa ragu. Jungwon yang merasa pembicaraan ini normal saja akhirnya mengangguk.
"Apa kau sudah memiliki pacar?" Jungwon berubah terkejut, saking terkejutnya hingga Eunha menyadari itu.
"Ah maaf jika aku lancang, aku hanya ingin tau saja" gadis itu menarik senyum lebar membuat deratan gigi rapih nya itu terlihat.
Arra yang berada disana, lebih tepatnya berada di samping Jungwon. Seketika menyipitkan kedua matanya tak percaya, menatap Eunha waspada. Sejak dia datang bersama Jungwon, Arra memang hanya diam saja. Apalagi jika bukan karena tak ada satu orang pun yang berada satu meja dengannya yang dia kesal selain Jungwon. Jadi tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan selain berdiam diri saja.
Dan, waktu Jungwon dan Eunha berbincang pun dia tetap diam saja. Mereka teman lama jadi wajar-wajar saja jika ingin berbincang banyak hal.
Tapi setelah yang ini Arra sadar jika perbincangan mereka berdua akan naik satu level dari perbincangan normal dalam pertemanan. Dan Arra harus waspada pada wanita di sebrang meja ini.
"Aku... Masih sendiri" Jawab Jungwon.
Arra menghela nafas, jawaban itu cukup sakit di dengar. Terlebih Jungwon mengatakan nya pada wanita lain, seolah dirinya tidak dianggap sebagai seorang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon
FanfictionSuatu kebenaran besar yang Kim Arra sembunyikan dari teman-temannya. Yang Jungwon, laki-laki yang dia sebut sebagai saudara kembarnya. Akankah Kim Arra akan terus bungkam dengan kebenaran besar ini? Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Jay ditengah...