"Aku tau ini berat untukmu tapi kumohon padamu Eunha, jangan sakit dirimu sendiri, kau boleh menyukai Jungwon, kau boleh mencintainya tapi jangan lakukan hal-hal gila seperti ini" Tegur Yerin, dia benar-benar sudah habis fikir dengan sahabatnya yang begitu terobsesi dengan teman satu universitasnya.
Yerin sendiri pun tak tau dengan pasti seperti apa Jungwon, bagiamana wajah laki-laki itu, hingga sahabatnya ini benar-benar tergila-gila padanya. Yerin hanya tau Jungwon berdasarkan cerita dari sahabatnya itu, Eunha sering menceritakan Jungwon, sisi baik laki-laki itu, juga bercerita tentang ambisi nya untuk mendapatkan Jungwon, hingga menceritakan kisah dimana mereka masih bersekolah di satu SMP beberapa tahun lalu.
"Kau tidak tau apa-apa, Yerin. Sudahlah lanjutkan pekerjaanmu, jangan ganggu waktuku, aku ingin sendiri!" Ucap Eunha datar, pandangan matanya kosong menatap dinding kamar hotel yang dia tempati saat ini.
"Eunha, kau bisa selesaikan semuanya dengan cara yang baik, aku sahabatmu jika kau butuh bantuan aku bisa membantumu, tapi jangan seperti ini, jangan Na!" Entah sudah berapa kali Yerin mengulang-ulang kalimatnya ini sejak satu yang lalu. Berusaha untuk meyakinkan sahabatnya dari problematika kehidupannya.
Eunha tidak menyahut, dia justru bangkit dari sofa panjang dekat dengan pintu balkon, berjalan menuju nakas dekat tempat tidur, membuka laci dan mengambil sebotol anggur berumur puluhan tahun lalu kembali ke tempat semula nya.
Yerin tentu saja terkejut, selama tiga hari ini mereka menginap di hotel karena ada pekerjaan yang harus Eunha selesaikan. Dan selama itu pula Yerin benar-benar tidak tau jika Eunha menyimpan minuman seperti ini.
Eunha dengan santai meneguk botol anggur itu, hingga tumpah-tumpah membasahi pakaian nya. Sungguh brutal yang Eunha lakukan kali ini. Tidak, ini bukan Eunha yang dia kenal, bukan Eunha sahabatnya yang dulu.
Dengan panik dan khawatir, Yerin mendekati wanita itu yang kini sudah memejamkan matanya, sesekali masih membuka nya namun hanya beberapa detik saja.
"Eunha? Kau baik-baik saja? Na, kau bisa mendengarku? Eunha, bangunlah!" Tidak ada respon apapun dari Eunha, meski Yerin sudah menggoyangkan tubuh sahabatnya itu berharap dia membuka matanya.
Yang ada Eunha justru menggumamkan kalimat-kalimat aneh dan tak karuan.
Tidak masalah jika dia menolak untuk makan, menolak untuk berbicara dengannya, dan menolak untuk bertemu dengan siapapun. Tapi setidaknya jangan lakukan ini, meminum alkohol dan membahayakan kesehatannya.
Dengan setengah kesadaran yang masih tersisa, Eunha justru meraih botol anggur itu lagi, meminumnya dengan kasar sama seperti bagaiamana dia meminum sebelumnya.
Yerin dengan panik mencari ponselnya, menekan satu demi satu nomor telepon sahabatnya yang lain untuk meminta bantuan.
"Bisa kau datang kesini! Ada sesuatu yang bahaya, datanglah cepat! Aku sangat membutuhkan bantuan mu!"
***
"Jangan bercanda!" Jungwon langsung merubah raut wajahnya menjadi ketus setelah mendapat pertanyaan dari teman nya ini. Bagaimana tidak, kegiatan pentingnya ini harus tertunda-tunda gara-gara lemparan pertanyaan tidak henti dari teman laknat nya.
Sementara Nicholas sejak tadi tiada henti menanyakan pertanyaan yang sama pada Jungwon "Siapa yang bercanda sih, aku sungguh-sungguh Jungwon!"
Jungwon merotasikan bola matanya jengah "Tumben sekali kamu sangat ingin tau pada kehidupan pribadiku?!" Tanya Jungwon sedikit curiga karena gelagat aneh temannya ini.
"Kamu sendiri kan yang cerita waktu itu kalau kamu sudah punya pacar, makanya aku ingin tau siapa pacarmu sebenarnya!" Nicholas justru merengek seperti bayi.
"Ayolah Jungwon, beri tau aku. Kumohon!"
Jungwon mengerutkan dahinya bingung, sangat tidak biasa, Nicholas mungkin sudah gila.
"Bukanya waktu itu kamu acuh waktu aku menceritakannya, kenapa baru sekarang ingin tahu nya?"
Nicholas terdiam, benar-benar terskak oleh perkataan Jungwon "Ya, karena baru sekarang aku tertarik ingin mengetahuinya lagi, waktu itu belum tertarik"
Jungwon mengendus kesal kemudian memalingkan wajah nya acuh.
"Tidak, aku tidak yakin dengan ucapan mu. Bisa saja kamu ingin memanfaatkan kehidupan pribadinya dengan kesenangan mu sendiri"
Sialan, bagaimana Jungwon bisa tau jika memang itu maksud dan tujuannya kali ini. Hanya ingin mencari informasi saja, kemudian menyampaikan nya kepada Eunha. Nicholas sudah banyak berbohong dan mengarang cerita pada Eunha sejak kemarin, dia tidak bisa terus-terusan berbohong. Lagi pula dia juga sudah kehabisan referensi untuk mengarang cerita lagi. Maka dia putuskan untuk mencari tau nya sendiri dari Jungwon.
"Jungwon, mana mungkin aku melakuakan itu, tidak Jungwon. Aku tidak setaga itu" nicholas menggigit bibirnya sendiri, merasa waspada kalau-kalau dia ketahuan.
"Terserah saja, tapi aku tidak akan memberitahu mu informasi apapun. Aku yakin keingintahuan mu ini ada maksud tertentu" Jungwon kemudian mengemasi barang-barangnya, kepalanya sangat pusing, satu minggu terakhir ini dia benar-benar dibuat pening karena tugas-tugas kuliah nya yang tidak kelar-kelar, demi apapun. Sungguh, Jungwon ingin sekali bersantai dirumah menikmati makanan lezat buatan istrinya. Daripada terus-terusan menatap layar laptop sepanjang hari.
Jungwon bangkit dari kursinya, kemudian menenteng ransel hitam miliknya dan menatap Nicholas sejenak "Kamu mau pulang bareng denganku? Atau naik angkutan umum?"
Nicholas menggeleng "Angkutan umum saja, kamu pulang saja dulu. Aku masih mau disini"
Jungwon mengangguk acuh, syukurlah kalau begitu, maka Jungwon tidak perlu repot-repot mengangantarkan Nicholas kerumah, jadi Jungwon bisa pulang sedikit lebih cepat "Begitu ya? Baiklah aku pulang, sampai jumpa"
Nicholas hanya mengangguk pelan, isi kepalanya kini tengah memikirkan strategi yang tepat untuk membujuk Jungwon agar mau mengatakan siapa kekasihnya. Tapi disisi lain, jiwa liciknya seolah berkata tidak perlu, cukup mengarang cerita, tapi Nicholas sendiri pun juga sudah kehabisan ide untuk kebohongan selanjutnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Crazy Husband | Yang Jungwon
FanfictionSuatu kebenaran besar yang Kim Arra sembunyikan dari teman-temannya. Yang Jungwon, laki-laki yang dia sebut sebagai saudara kembarnya. Akankah Kim Arra akan terus bungkam dengan kebenaran besar ini? Lalu bagaimana kisah cintanya dengan Jay ditengah...