CHAPTER 44

315 51 25
                                    

"Ikhlas itu bohong. Yang benar adalah, terpaksa lalu terbiasa"

---

Abun melepaskan pelukan itu dengan pelan, kemudian menatap Dannia dan tersenyum. Lebih tepatnya berpura-pura tersenyum agar Dannia tidak menganggapnya lemah lagi hanya karena melihat apa yang sudah terjadi didepannya.

Abun ingin sekali merengkuh tubuh rapuh itu, ingin sekali menenangkannya agar tidak menangis lagi, namun Abun tidak bisa, karena jika Abun melakukannya maka Abun akan jatuh lagi. Jatuh kedalam cinta yang membuatnya terluka lagi dan lagi. Cukup, Abun sudah tidak sanggup lagi, Abun sudah lelah dengan cintanya. Dan Abun sudah mengikhlaskan semuanya.

"Lo boleh nangis" ucap Abun "tapi jangan nangis didepan gue" lanjutnya kemudian mengusap air mata Dannia.

Karena gue gak bisa liat Lo nangis

Karena gue gak bisa liat Lo terluka

Karena gue gak bisa liat Lo rapuh

"Maaf karena udah ikut campur sama urusan Lo, maaf karena udah mukul Rangga didepan banyak orang, maaf karena gak bisa jagain Lo. Karena gue sadar gue bukan orang penting dihidup lo yang harus ngelakuin itu semua. Dan maaf untuk semua hal yang udah gue lakuin malam ini" ucap Abun menatap Dannia.

Dannia yang mendengar itu menggeleng pelan. Tidak seharusnya Abun meminta maaf untuk hal itu. Justru, lagi-lagi Abun yang membantunya.

"Lo g-gak harus-..."

"Iya gue tau, seharusnya gue gak ikut campur sama urusan kalian, tapi gue gak bisa liat temen gue dipermalukan didepan banyak orang" potong Abun.

Teman

Teman

Teman ya?

Dannia tersenyum miris mendengar Abun mengatakan bahwa dirinya hanya membantu seorang teman. Mengapa rasanya sakit sekali ketika seseorang yang dulu begitu mencintainya. Sekarang malah hanya menganggapnya sebagai teman. Yatuhan kemana saja Dannia selama ini, apakah dulu Abun merasakan sakit yang sama dengan yang Dannia rasakan sekarang?

Hanya dianggap teman disaat dirinya begitu ingin memperbaiki segalanya.

Kemana saja Dannia, kemana saja dia selama ini? Mengapa baru menyadari bahwa ada laki-laki yang begitu tulus mencintainya.

"A-abun bukan gitu" ucap Dannia terisak.

Sepertinya Abun salah paham dengan apa yang Dannia ucapkan, dan ini tidak boleh terjadi. Dannia tidak ingin Abun salah paham.

"Lo tenang aja, gue gak akan ganggu Lo lagi. Dan gue gak akan mukul Rangga lagi. Tapi, karena Lo temen gue, gue bakalan ngomong baik-baik ke Rangga dan minta dia buat ninggalin pacarnya  dan lebih memilih balik lagi ke Lo" beritahu Abun tersenyum tulus.

"A-apa hiks maksud Lo? Sama aja Lo hiks lempar gue ke cowok brengsek itu lagi" ucap Dannia menunduk terisak.

"Semua orang punya kesempatan dua kali, maka berlaku juga buat Rangga. Mungkin dia khilaf dan gak sengaja ngelakuin hal gila" ucap Abun.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang