CHAPTER 15

1.8K 157 69
                                    

Seperti yang sudah dikatakan bundanya hari ini teman-teman abun akan menjenguk abun kerumahnya.

Seperti sekarang ini mereka sedang meributkan sesuatu yang sangat tidak penting di dalam kamar abun. Lebih tepatnya junior dan Rio yang sedang meributkan satu kue.

"Itu kue punya gue" ucap Rio yang berusaha mengambil kue dari tangan junior.

"Ini punya gue, gue duluan yang ambil tadi" ucap junior kesal. Bagaimana tidak kesal setiap dia akan memakan kue itu. Rio langsung menghentikannya dan mencoba merebutnya.

"Tapi gue duluan yang udah niat, percuma ngambil dulu kalo gak niat" balas Rio.

"Masabodo, yang penting kue ini udah jadi milik gue" ucap junior kemudian akan memasukan kue ke dalam mulutnya. Namun segera ditepis oleh Rio yang membuat kue itu segera jatuh ke lantai.

"Kalo gue gak bisa makan kue itu, Lo juga gak bisa" ucap Rio kemudian melanjutkan "karena kita temen" rio dengan wajah polosnya.

"Sialan" balas junior memutar bola matanya jengah.

Abun yang melihat itu terkekeh geli. Bagaimana tidak, mereka hanya meributkan satu kue tapi sudah seperti meributkan perempuan saja.

"Kalian malu-maluin gue aja" ucap abun kesal.

"Diem" ucap junior dan Rio berbarengan.

"Sialan Lo berdua" balas abun semakin kesal.

Abun kembali melanjutkan "Udah-udah kalian berdua tuh kayak gak pernah liat kue aja, aneh banget" ucap abun merelai junior dan Rio.

"Abisnya kue itu enak banget" balas Rio

"Bunda gue yang bikin" ucap abun.

"Tuh berarti kalo lo mau makan kue itu setiap hari berarti Lo harus jadi ayah nya abun" ucap junior asal.

"Apa-apaan gue punya ayah kayak si Rio. Dia pantes ya jadi tukang kebun dibelakang rumah gue" celetuk abun.

"Tega banget lo Bun sama temen sendiri" ucap Rio mempoutkan bibirnya.

"Pengen muntah gue liat muka lo" ucap abun

"Tapi Lucu kan" ucap Rio menaik turunkan alisnya.

"Lucu, sampe-sampe gue pengen cubit ginjal Lo" ucap junior

"Sialan banget si Lo, untung temen gue" ucap Rio.

"Udah pada makan belum?" Tanya bunda tiba-tiba masuk ke kamar abun.

"Belum bunda" jawab junior. Yang mendapatkan pukulan dari Rio.

"Malu-maluin banget si lo, nolak dulu baru kalo dipaksa mau" ucap Rio berbisik

"Itumah sama aja sialan" balas junior.

"Yasudah ayo turun kebawah" ucap bunda kemudian segera berlalu dari hadapan mereka.

"Abis deh makanan dirumah gue" gumam abun yang masih didengar mereka.

"Pelit" teriak junior dan Rio. Abun hanya menggelengkan kepalanya.

----

Setelah selesai makan. Kini mereka sedang berada di balkon kamar abun. Menikmati senja.

Hari memang sudah sangat sore tapi kedua temannya itu belum ingin pergi dari rumah abun.

Bukannya abun tidak suka, hanya saja dia sedang ingin sendiri. Menikmati senja tanpa harus mendengarkan celotehan junior dan Rio yang sangat berisik.

Hay senja, entah ini kali keberapa kita berpapasan. Kau menyapa ramah diriku dipenghujung hari. Menikmati suatu keindahan di salah satu tempat dari sekian banyaknya belahan bumi.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang