CHAPTER 45

272 41 14
                                    

"kebahagiaan kamu adalah luka untukku"

----

Dokter menghela nafas pelan, kemudian berucap "mohon maaf pasien-"

"Kenapa? Apa yang terjadi dokter" potong Abun dengan tidak sabaran.

Zara yang melihat itu menghela nafas pelan "dengerin dulu apa yang mau dokter sampaikan" beritahu Zara menatap Abun.

"Pasien kenapa dok?" Tanya Zara.

"Pasien kehilangan banyak darah, dan stok darah dirumah sakit sedang habis" beritahu dokter.

Abun yang mendengar itu menghela nafas pelan, setidaknya pikiran Abun salah tentang Dannia yang pergi meninggalkannya.

"Apa golongan darahnya dok?" Tanya Abun.

"O negatif" beritahu dokter.

"Saya juga O negatif dok, tolong ambil darah saya" ucap Abun menatap dokter, berharap Abun bisa membantu.

"Baiklah, mari ikut saya" minta dokter tersebut lalu pergi yang diikuti oleh Abun.

"Abun!" Panggil Zara.

Abun berhenti berjalan, lalu menoleh kearah Zara "kenapa Ra?" Tanya Abun.

"Lo serius?" Tanya Zara menatap Abun dengan sendu. Berharap Abun tidak melakukan kebodohan lagi.

"Kenapa gue harus bercanda? Gue serius Ra" beritahu Abun tersenyum.

"Jangan lakuin itu" ucap Zara.

"Kenapa? Dia temen kita. Dan karena gue bisa bantu, kenapa ngga kan?"

"Kita bisa nunggu om Danniel" beritahu Zara.

"Sampai kapan? Om Danniel masih belum dateng. Dan kita harus nunggu? Terus gimana sama Dannia?"

"Lo bakalan baik-baik aja kan?" Tanya Zara khawatir.

"Gue cuma mau donor darah, bukan donorin nyawa gue" beritahu Abun tersenyum "Lo pulang ya, istirahat" lanjutnya.

Zara menggeleng pelan "gue mau disini nungguin Lo" ucap Zara.

Abun hanya mengangguk lalu pergi. Percuma memaksa Zara yang sangat keras kepala itu.

---

Setelah Abun berbicara dengan dokter mengenai donor darah, kini Abun sudah berada di ruangan yang sama dengan Dannia dengan selang yang terpasang di tangan Abun dan darah yang mengalir.

Abun menoleh kearah samping tempat Dannia berbaring, Abun tersenyum pilu menatap Dannia yang masih belum sadar, lalu berkata "Setidaknya, gue masih bisa bantuin Lo walaupun ini aja gak cukup" ucap Abun menjeda perkataannya. Kemudian melanjutkan "permintaan gue cuma satu, semoga Lo baik-baik aja" lanjutnya.

Abun berharap semoga Dannia lupa dengan apa yang terjadi beberapa jam yang lalu, walaupun Abun ingin sekali Dannia membenci Rangga. Tetapi Abun tidak boleh egois karena bahagianya Dannia ada pada Rangga. Dan Abun harus membujuk Rangga untuk kembali kepada Dannia.

"Gue janji, bakalan bawa Rangga kembali sama Lo" ucap Abun tersenyum tulus.

---

Sedangkan di luar ruangan, kini Zara sedang duduk menundukkan kepalanya, entah mengapa Zara khawatir dengan Abun. Mengapa Abun harus melakukannya sih, padahal mereka bisa mencari pendonor lain. Tapi lagi-lagi si Abun baik yang bodoh itu tidak akan menyetujuinya.

"Zar, Abun kemana?" Tanya Junior baru saja sampai.

Mendengar itu Zara menolehkan kepalanya dan menatap Junior dan Rio "Abun didalem" beritahu Zara.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang