CHAPTER 19

2.1K 169 124
                                    

Abun melihat junior dan Rio berdiri didepan rumahnya berdiri sembari menatap Abun kesal.

"lama banget sih. Sebenernya Lo pembalap apa orang yang baru bisa motor. Lambat banget" gerutu junior.

Abun memutar bola matanya malas.
"Gue bukan pembalap sialan" umpat Abun kesal.

Abun memang paling tidak suka jika disebut pembalap. Kendati sebenarnya memang dia pembalap. Hanya saja sekarang bisa dibilang mantan pembalap, karena sudah tidak ingin balap lagi.

Mungkin kemarin adalah terakhir dia balapan. Itu juga karena paksaan dari junior.

"Yauda terserah lo, sekarang mau kemana?" Tanya junior dengan bodohnya.

"Lo yang ngajakin tapi lo yang nanya kita kemana. Sebenernya lo pura-pura bodoh, apa bodoh beneran si" ucap Rio mengernyit.

"Diem lo, gue gak ngomong sama Lo" ucap junior kesal.

"Sensitif banget si lo, lagi menstruasi Lo ya?" Tanya Rio dengan muka yang kelewat polos.

"Gila lo ya, udah gak waras. Kalo gue menstruasi dari mana datangnya sialan" kesal junior

Abun yang melihat itu segera menengahi sebelum ada perang ketiga.

"Udah si ngapain ngebahas itu. Gajelas banget. Sekarang kita mau kemana sebenernya? Kalo gak ada tujuan mending gue balik lagi ke cafe bantuin bunda kan berfaedah" ucap Abun panjang lebar.

Junior terdiam sembari berfikir "kalo mau yang berfaedah gimana kalo kita bantuin bunda lo aja di cafe?" Tanya junior.

"Kenapa gak bilang sejak awal si, kan gue bisa nyuruh kalian langsung kesana kalo pada akhirnya bakalan kegini. Nyusahin gue mulu" ucap Abun menggerutu kesal.

"Si junior nih yang gak jelas" ucap Rio asal.

"Diem lo" balas junior.

"Udah deh gak usah berantem mulu. Mau kesana gak? Kalo gak mau gue tinggal" ucap Abun kemudian melangkah ke arah motornya.

Junior dan Rio yang melihat itu segera menghampiri Abun "naik mobil gue aja sekalian" ucap Rio menawarkan.

Abun berfikir sejenak. Kemudian berkata "gue bawa motor aja deh. Kalian ikutin gue dari dibelakang" ucap Abun.

"Lo yakin? Sekarang panas lo, nanti lo tambah item terus jelek gimana?" Tanya junior.

"Masabodo" jawab Abun kesal. Kemudian memakai helmnya dan menyalakan motornya.

Junior dan Rio yang melihat itu segera berlari ke arah mobil Rio dengan cepat. Kemudian mengikuti Abun dari belakang.

----

Sesampainya di cafe, Abun memakirkan motornya di area parkiran diikuti oleh mobil Rio. Setelah itu mereka turun dan memasuki cafe.

Namun saat memasuki cafe, Abun melihat bundanya menunduk dan sedang dimarahi oleh pelanggannya. Pelanggan itu seorang lelaki dan masih muda sepertinya.

Namun Abun tidak bisa melihatnya. Sebab, pelanggan itu membelakangi pintu masuk yang membuat Abun tidak bisa melihatnya.

Abun terus memperhatikan. Namun disaat pemuda itu membentak bundanya dan menyiram bundanya dengan kopi panas. Abun menjadi sangat emosi. Mengapa Abun mengetahui jika itu kopi Masih panas? Karena Abun melihat kopi itu masih mengepul. Dan orang itu menyiramkannya kepada bundanya? Coba kalian bayangkan apa yang terjadi?

Dengan emosi yang meluap-luap Abun segera menghampiri orang itu dan segera memberikan bogeman mentahnya.

Abun tidak peduli bundanya pernah mengatakan jangan memukul seseorang. Abun tidak peduli karena sudah melanggar janjinya. Karena Abun melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang