CHAPTER 39

414 54 10
                                    

Mencintailah dengan secukupnya, kamu boleh sayang dia tapi kamu harus lebih sayang dirimu sendiri.



--

"Dey tunggu!" Teriak Jeha masih mengejar Dannia.

Dannia masih tidak menghiraukan Jeha dan semakin berlari.

"Gue mohon Dey dengerin penjelasan gue!" Teriak Jeha lagi.

Danniapun menghentikan larinya. Jeha yang melihat itu segera menghampiri Dannia lalu memeluknya.

"Maafin gue Dey, maafin sikap gue yang kekanak-kanakan" Isak Jeha masih memeluk Dannia.

Dannia yang mendengar Jeha menangis segera melepaskan pelukannya.

"Gue gak butuh penjelasan Lo. Dan gak ada yang harus dimaafkan" ucap Dannia ketus, dan saat berjalan pergi jeha mengatakan hal yang membuat Dannia berhenti melangkah tanpa membalikan badannya.

"Maafin sahabat Lo ini Dey, gue mohon. Gue tau gue salah karena udah ngejauhin Lo cuma karena gue gak suka Lo pacaran sama Rangga. Tapi gue ngelakuin itu karena gue gak mau Lo salah memilih Dey. Apa salah ketika seorang sahabat kecewa karena sahabatnya gak mau ngedengerin ucapannya? Gue ngelakuin hal itu karena gue sayang sama Lo, gue gak mau Lo sakit hati nantinya dey" tangis Jeha.

Dannia mengepalkan tangannya kuat "Gue yang tau perasaan gue, gue yang tau diri gue lebih dari siapapun, jadi berhenti seolah-olah Lo perduli sama gue" ucap Dannia menahan isakannya.

"Gue tau Dey tapi gue takut. Gue gak mau Lo salah pilih seseorang. Gue taku Lo terluka, Lo sahabat gue satu-satunya,.dan gue takut ketika Lo mencintai seseorang Lo pergi ninggalin gue sahabat Lo. Apa salah gue sekhawatir itu sama Lo dey?" Tanya Jeha semakin menangis.

Tiba-tiba hujan turun mengguyur, tidak ada yang beranjak untuk berteduh. Mereka masih berdiri ditempatnya masing-masing.

"Gue tau tapi gak seharusnya Lo khawatir sama hal yang gak perlu Lo khawatirkan, yang akhirnya ngebuat persahabatan kita berantakan karena gak adanya kepercayaan" ucap Dannia kemudian membalikan badannya menghadap Jeha.

"Maaf karena gue terlalu khawatir Dey maafin gue, tapi gue gak mau kayak gini, gue mau kita yang dulu. Gue mohon Dey, jangan benci gue" Isak Jeha sembari mengusap wajahnya karena guyuran hujan.

Dannia yang melihat itu segera menghampiri Jeha kemudian memeluknya.

"Gue gak benci sama Lo, gue cuma kecewa karena Lo gak ngedukung keputusan gue" Isak Dannia memeluk Jeha.

"Maafin gue" ucap Jeha mengeratkan pelukannya.

Dannia mengangguk "gak ada yang harus dimaafkan Lo gak salah"

---

"Lama banget si Lo!" Teriak Abun kepada junior yang baru sampai.

"Astaga Abun sialan Sungkar gue udah cepet banget, gatau diri banget si Lo!" Teriak Junior juga.

Pak supir yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.

"Kadang gila itu menyenangkan" ucapnya kemudian pergi membawa mobil, meninggalkan junior dan Abun yang masih saling berteriak.

"Gue udah nunggu 1 jam, Lo bilang cepet banget? Gak ada otak banget si loh!" Teriak Abun lagi.

"Lo gak tau diri banget sih. Udah untung gue tolongin!" Teriak Junior juga.

Astaga apa mereka tidak sadar bahwa mereka sekarang sedang berada di pinggir jalan dan banyak yang melihat, apalagi dengan tak tahu malunya berteriak-teriak seperti orang gila.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang