CHAPTER 8

1.9K 122 34
                                    

Menunggu tapi tak ditunggu, menanti tapi tak dinanti.

Hari ini abun sudah diperbolehkan mengendarai motor oleh bundanya. Dengan paksaan tentunya.

Bunda Retno sempat tidak mengijinkan abun untuk mengendarai motor dulu, dikarenakan abun masih belum benar-benar pulih dari sakitnya.

Tapi apalah daya, abun adalah orang yang sangat keras kepala. Jika sudah begitu maka harus begitu tidak boleh ada yang mengganggu gugat, termasuk bundanya.

Bunda Retno masih sangat khawatir sebab, satu Minggu yang lalu abun mengalami kelelahan yang sangat berlebihan. Yang mengakibatkan dia demam dan sakit, oleh karena itu bunda tidak ingin terjadi sesuatu lagi dengan abun.

Bunda Retno memang tidak tahu apa yang sudah terjadi dengan abun satu Minggu yang lalu. Abun hanya mengatakan "aku dikejar-kejar anjing temanku karena aku menggangunya" alasan yang tidak masuk akal bukan?

Tapi bunda tetaplah bunda. Dia akan tetap percaya dengan perkataan abun.

"Jangan dulu membawa motor ya" bujuk bunda kepada abun.

"Aku udah sembuh bunda, dan lagi aku gamau di panggil anak mamah sama temen-temen aku, karena dianterin terus" ucap abun sembari memakan sarapannya.

Ya sekarang abun dengan bundanya memang sedang berada di meja makan, untuk sarapan. Dan sedari tadi bundanya tidak berhenti membujuk abun untuk tidak membawa motor dulu.

"Bunda khawatir, kamu kan belum sembuh total" ucap bunda lagi berusaha membujuk.

"Makasih bunda udah khawatir, tapi percaya deh abun udah baik baik aja" ucap abun sembari tersenyum menatap bundanya.

Bunda menghela nafas berat "yaudah kalo gitu, lanjutin sarapannya, anak bunda yang keras kepala" ucap bunda pasrah.

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya bunda, bunda lebih keras kepala" cengir abun yang hanya dibalas helaan nafas oleh bunda.

Beberapa menit kemudian akhirnya sarapan sudah selesai. Kemudian abun berpamitan.

"Hati-hati dijalan kalo jatuh bangun sendiri"

"Bunda ngedo'ain aku jatuh?" Tanya abun dengan wajah memelasnya.

"Hanya mengingatkan"

"Yaudah abun berangkat, bye bunda" pamit abun bersalaman. Kemudian segera beranjak pergi.

----

Sekarang abun sudah berada di area sekolah. tetapi belum memasuki kelas, dia masih berada di area parkiran duduk di atas motornya tanpa berniat beranjak pergi.

Tidak lama kemudian abun melihat mobil BMW memasuki area parkiran. Abun mengenali mobil itu, itu adalah mobil Rangga.

Keluarlah Rangga dari dalam mobilnya lalu memutari mobil dari arah depan, dan membuka pintu penumpang.

Disana abun melihat Dannia keluar dari mobil Rangga dengan senyumannya tentu saja.

Abun yang sedari tadi menatap intens ke arah Dannia, tidak sadar jika Dannia sudah ada di hadapannya.

"Eh Bun, kenapa Lo natap gue gitu banget. kerasukan Lo ya?" Tanya Dannia bingung.

Abun yang merasa ada suara di dekatnya kemudian menolehkan arah pandangannya ke arah sumber suara.

Abun terlihat kaget namun segera menghilangkan rasa kagetnya. Bagaimana tidak kaget, perasaan tadi Dannia masih ada di depan mobil rangga. Tapi mengapa sekarang sudah ada di hadapannya.

"E-eh Lo dey, kenapa tadi?" Tanya abun

"Lo kesurupan?" Tanya balik Dannia

"Yakali masih pagi udah kesurupan" ucap abun.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang