CHAPTER 17

1.8K 166 71
                                    

Aku tau konsekuensinya tapi aku masih akan tetap melakukannya
'Mencintaimu'


Setelah dari UKS dan diobati. Kini Abun sudah berada di kantin bersama teman-temannya. Duduk dimeja paling pojok.

Entah apa yang mereka bicarakan. Hingga membuat mereka tertawa terbahak-bahak disana. Tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi seisi kantin memandang mereka dengan sorot kagum dan aneh.

Mungkin lebih banyak yang mengagumi. Karena mereka tidak pernah melihat tiga laki-laki ini tertawa sebahagia itu. Menurut mereka itu adalah keberuntungan karena bisa melihat tawa ketiga lelaki tampan ini.

Siapa lagi kalau bukan Abun, Rio, dan junior. Mereka tertawa seakan-akan dunia hanya milik mereka bertiga dan yang lain hanya mengontrak. Astaga bahagia sekali.

Padahal berbanding terbalik dengan hati Abun. Dia mungkin bisa tertawa dan memperlihatkan kebahagiaannya disana. Tapi siapa sangka jika hatinya meringis tersakiti.

Tapi bukan Abun namanya jika tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Dia akan memakai topeng seperti biasa. Tertawa dengan bahagia padahal ketawanya pun tidak sampai ke mata.

Tapi sehebat apapun Abun menyembunyikan kesedihannya, junior pasti mengetahuinya. Apapun itu, sebut saja junior orang terpeka yang pernah ada. Tapi memang itu kenyataannya. Sebab, junior sudah bersama dengan Abun sejak kecil, dia mengetahui apapun ekspresi dan perasaan Abun. Entah itu perasaan kecewa, perasaan bahagia dan terluka. Junior mengetahuinya.

Jika kalian pikir junior tidak mengetahui perasaan yang sedang Abun alami sekarang. Kalian salah besar. Dia mengetahuinya, sangat malah. Tapi junior mengikuti drama yang sedang Abun mainkan. Terlihat biasa saja dan seolah-olah tidak melihat apapun. Hebat bukan? Jika mengikuti casting mungkin Abun dan junior akan langsung terpilih menjadi pemeran utama. Hebat sekali bukan?

Seperti sekarang walaupun mereka bertiga sedang tertawa. Tapi junior masih melirik ke arah Abun, yang menampilkan ketawa paksanya, mungkin.

"Apaan si lo jun, liatin gue gitu banget" ucap Abun menghentikan tawanya.

"Gue cuma mau ngingetin, jangan tertawa berlebihan takutnya topeng Lo jatuh" sindir junior.

"Topeng apaan, dikira si Abun badut. Tapi mirip sih" ucap Rio sembari tertawa.

Abun hanya tersenyum miris disana. Kenapa junior selalu mengetahui dirinya si. Bahkan mungkin junior lebih mengetahui dirinya, daripada dirinya sendiri. Astaga.

"Dia tuh gak usah pake topeng buat jadi badut. Mukanya aja udah kayak badut" celetuk junior kemudian mereka tertawa kecuali Abun tentunya.

"Gak lucu sama sekali. Lain kali kalo mau ngelucu belajar dulu ke gue. Gak lucu aja malu kan" kesal Abun.

"Sialan" balas junior ngambek

"Gak usah ngambek bocah" ucap Rio malas.

"Lo yang bocah"

"Lo lebih bocah"

"Lo yang lebih-lebih bocah"

"Lo"

"Lo"

Rio dan junior terus saja berdebat. Mendebatkan siapa yang paling bocah dengan saling menatap tajam. Abun yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

Lagi dan lagi jika sudah berkumpul seperti ini, junior dan Rio pasti berdebat dan Abun yang akan jadi penengah.

"Berisik bocah!" Teriak Abun kepada keduanya.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang