CHAPTER 12

1.7K 131 49
                                    


"Bunda ini" ucap abun sembari menyerahkan amplop berwarna putih

"Apa ini nak?" Tanya bunda bingung.

"Buka aja Bun" ucap abun sembari mendudukan dirinya di sofa.

Bunda pun membukanya dan nampak terkejut disana kemudian bertanya "surat panggilan orang tua? Kenapa? Kamu gak pernah dapet ini selama kamu bersekolah. Apa kamu berbuat ulah?" Tanya bunda sedikit kecewa

"Aku memukul anak pemilik sekolahan Bun" ucap abun ingin menjelaskan

"Kenapa?"

"Abun punya alasan kenapa abun mukul dia" ucap abun lagi.

"Bunda tau itu, alasan apa yang buat anak bunda ini memukul seseorang hm" ucap bunda lembut lalu ikut mendudukan dirinya disamping abun.

Ini yang abun suka dari bundanya lembut dan penyabar. Dia tidak pernah sekalipun membentak abun. Jika abun berbuat salah bunda akan bertanya dan mencoba memberi nasihat.

Tapi mengapa masih ada orang yang berusaha menyakiti orang sebaik bundanya? Dan kenapa ayahnya meninggalkan bundanya? Lagi-lagi semuanya karena takdir. Tapi abun masih belum menerima ini.

"Dia ingin berbuat jahat kepada seseorang yang aku cinta Bunda" ucap abun

"Anak bunda mencintai seseorang?" Tanya bunda sembari tersenyum. Abun hanya mengangguk

"Dia memanfaatkan hati perempuan itu agar bisa menghancurkannya terus mengambil hartanya" ucap abun.

"Kalo bunda boleh tau siapa nama perempuan itu. Sampai membuat anak bunda ini berani memukul seseorang" tanya bunda menatap abun.

"Namanya Dannia bunda, bunda tau dia cantik sama seperti bunda dia juga baik. Tapi sayangnya dia ngga suka sama abun" jelas abun sedikit menunduk.

"Terus kenapa anak bunda jadi bersedih?" Tanya bunda.

"Dia marah sama aku bunda karena aku mukul orang yang dia suka" ucap abun.

"Kamu emang salah nak, dengerin bunda. Semarah apapun kamu sama seseorang jangan pernah melayangkan tangan apapun yang terjadi. Cobalah untuk dibicarakan baik-baik" jelas bunda menasehati.

"Tapi aku ngga nyesel bunda karena udah mukul dia. Perempuan ada untuk dilindungi dan dihargai. Cuma cowok brengsek yang melukai hati hati perempuan bunda" ucap abun balas menatap bundanya.

Retno tau abun masih terbayang dengan kejadian yang menimpa dirinya. Ditinggalkan oleh seseorang yang berarti, mungkin karena itu dia Sangat sangat melindungi dan menghargai seorang perempuan. Abun tidak ingin seperti ayahnya.

"Tapi itu perbuatan salah. Apapun itu bicarakan baik-baik. Kamu harus janji sama bunda jangan pernah memukul seseorang lagi mengerti? Tidak ada penolakan" tegas bunda tapi masih dengan suara lembutnya.

"Baik bunda. Apa bunda mau dateng kesekolahan?" Tanya abun memastikan.

"Bunda pasti datang"

"Kalo bisa jangan bunda" ucap abun

"Kenapa?" Tanya bunda bingung.

Abun takut bunda ketemu ayah.

"Ini kan gapenting-penting banget" ucap abun beralasan.

"Ini penting, karena ini menyangkut anak bunda" ucap bunda mengusak rambut abun tersenyum.

"Bunda gak marah kan sama abun?" Tanya abun.

"Untuk alasan memukul bunda marah sama kamu, tapi karena anak bunda pengen ngelindungin seorang perempuan yang dia suka. Bunda sedikit ngga marah" ucap bunda

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang