CHAPTER 31

1.2K 123 23
                                    

"Gue mau-.."

"Mau apa?" Tanya junior memotong pembicaraan.

"Dengerin Abun dulu" ucap Zara kesal. Bagaimana tidak kesal, Zara sudah penasaran dengan apa yang akan Abun ucapkan, tetapi junior malah memotong nya.

"Gue mau jual motor gue. Lo bilang kan Jun kalo motor gue gak di ambil ayah gue, dan gue mau jual motor itu" ucap Abun yang membuat junior terkejut.

"Apa maksud lo Bun? Itu motor kesayangan lo. Bahkan gue gak boleh bawa motor lo itu, dan sekarang lo mau ngejual motor itu? Lo waras?" Tanya junior panjang lebar.

Abun yang mendengar dan mendapat pertanyaan dari junior hanya tersenyum miris.

"Gue waras. Dan gue jual motor itu karena uang tabungan gue gak cukup buat bayar biaya bunda dan gue. Kalian harus tau kalo bunda itu segalanya bagi gue" jawab Abun menunduk.

"Bun. Kita temen lo, apa selama ini lo gapernah nganggep kita sebagai teman?" Tanya zara sedikit kecewa.

"Kalian temen gue. Bahkan lebih dari temen, kalian udah gue anggap saudara gue" ucap Abun masih menunduk.

"Kalo lo anggap kita saudara lo, kenapa lo harus mempermasalahkan biaya rumah sakit? Masih ada gue, junior, Rio, dan jeha. Kita bisa bantu lo Bun. Jadi lo gak usah jual motor kesayangan lo" ucap Zara memberi tahu Abun.

"Gue tau kalian baik, dan gue berterimakasih untuk itu. Tapi gue gak bisa selalu ngebebanin kalian, gue gak mau kalian ngebantuin gue terus" ucap Abun menatap junior dan Zara bergantian.

"Tapi kita gak ngerasa terbebani Bun, justru kita seneng bisa ngebantuin lo. Bukannya temen itu harus selalu ada disaat temennya yang lain ngebutuhin?" Tanya Zara.

Abun hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, karena memang benar yang dikatakan Zara. Tapi Abun benar-benar tidak bisa.

"Gue gak bisa. Dan gue mohon kalian harus terima keputusan gue" ucap Abun.

"Tapi gak harus jual motor juga Bun. Itu adalah motor pemberian bunda disaat ulang tahun lo, dan gue gak setuju dengan keputusan lo" ucap junior kecewa.

Abun menyesal telah memberi tahu junior dan Zara kalau dia ingin menjual motornya. mengapa Abun seceroboh ini si, harusnya Abun menyembunyikan ini semua dari temannya, tapi lagi-lagi Abun tidak bisa karena cepat atau lambat mereka pasti tau semuanya kan.

Dan lagi Abun masih terngiang-ngiang dengan ucapan dokter kepadanya sewaktu pagi tadi.

Ya dokter memang membicarakan sesuatu kepada Abun sewaktu Abun kembali dari kamar rawat bundanya. dan sesudah om Danniel pulang. Dan  hanya Abun yang tau apa yang dokter itu bicarakan kepadanya, karena memang waktu tadi junior dan Zara masih berada di kantin.

Flashback on

"Sudah membaik?" Tanya dokter yang tiba-tiba masuk dan menghampiri Abun.

Abun mendongak "merasa lebih baik dok" jawab Abun tersenyum.

"Apa saya mengganggu waktu istirahat Anda?" Tanya dokter itu lagi.

"Sama sekali ngga dok. Oh iya jangan bicara formal dok informal aja biar lebih enak" ucap Abun tersenyum tulus.

"Baiklah. Saya kesini mau mengatakan sesuatu sama kamu" ucap dokter itu dengan bicara informal karena keinginan Abun.

"Mengatakan apa dok?" Tanya Abun mengernyit.

"Sebenarnya saya tidak enak, tapi saya harus mengatakannya, kalau bunda kamu harus segera dioperasi kembali karena jantungnya mengalami kebocoran" ucap dokter dengan hati hati yang sontak membuat Abun membelalakkan matanya dan terkejut.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang