CHAPTER 27

2K 179 80
                                    

Kemudian Dannia pun menaiki motor Abun dengan terpaksa. Abun yang melihat itu hanya menghela nafas pelan.

"Kalo emang lo benci dan jijik sama gue gpp. Tapi tolong kali ini buang dulu rasa itu, lo harus pegangan, gue gak mau lo jatuh dan nyalahin gue" ucap Abun dingin.

Dannia yang mendengar itu sempat tertegun namun dia segera menormalkankannya kembali lalu dengan canggung memegang pinggang Abun pelan.

Dirasa sudah siap Abun pun menyalakan motornya lalu menjalankannya.

Selama diperjalanan hanya ada keheningan tidak ada yang mencoba untuk berbicara.

Dannia yang terdiam dan canggung. Abun dengan pemikiran-pemikiran kalutnya.

Setelah lama berkendara akhirnya mereka pun datang di halaman rumah Dannia.

Dannia turun dari motor dan memberikan jaket yang dia pake kepada Abun lalu tanpa mengucapkan terimakasih dia melenggang masuk.

"Jangan harap dia bakalan ngajak lo mampir Bun. Jangankan ngajak mampir bahkan ngucapin terimakasih aja ngga" batin Abun kemudian tersenyum miris.

Saat akan menjalankan motornya tiba-tiba Abun mendengar seseorang yang memanggil namanya.

"Abun" teriak seseorang itu yang ternyata Danniel papah Dannia.

"Eh om ada apa om?" Tanya Abun melihat Danniel menghampiri dirinya dari dalam  pintu gerbang.

"Kamu abis nganterin Dannia?" Tanya Danniel heran. Abun mengangguk.

"Kenapa sama kamu. Tadi Dannia pergi sama Rangga" ucap Danniel lagi. mengernyit heran.

"Katanya Rangga ada urusan om dan dia nitipin Dannia ke Abun" ucap Abun berbohong. Lalu turun dari motornya.

Astaga apalagi yang kurang dari Abun dia baik hati dan tidak menjatuhkan Rangga dihadapan Danniel. Padahal jika ingin Abun bisa saja menjatuhkan dan menjelek-jelekan harga diri Rangga agar Danniel tidak setuju dengan hubungan mereka.

Tapi apa ini? Abun tidak melakukannya dan lagi-lagi dia adalah Abun orang yang tidak ingin melakukan itu semua hanya karena kepentingannya semata. Mungkin karena Abun ingin mendapatkan Dannia karena hati dannia memang benar-benar untuknya bukan karena keterpaksaan.

"Oh gitu. Kenapa masih disini ayo masuk dulu kedalam kita ngobrol" ajak Danniel kepada Abun.

"Eh ngga om udah malem. Lagian gabaik juga malem-malem gini ada dirumah orang" tolak Abun dengan sopan lalu tersenyum.

"Anggap aja rumah kamu sendiri" ucap Danniel lagi yang membuat Abun sedikit tertegun.

"Lain kali aja om" tolak Abun lagi.

"Yaudah tapi lain kali harus mau ya" ucap Danniel lagi.

Abun mengangguk "siap om. Yaudah Abun pulang dulu om" ucap Abun kemudian bersalaman.

"Hati-hati" ucap Danniel yang diangguki oleh Abun.

Kemudian Abun menjalankan motornya dan pergi.

Saat dipertengahan jalan Abun tidak sengaja melihat Rangga dan teman-temannya keluar dari club malam dengan sedikit mabuk. Hanya teman-teman lelakinya tidak ada cewek disana. Awalnya Abun membiarkannya tetapi ketika Abun tau alasan Dannia menunggu Rangga hingga malam. Abun pun memutar balik motornya.

Abun berhenti lalu memakirkan motornya asal. Lalu tanpa aba-aba Abun meninju rahang Rangga dengan sangat keras yang membuat Rangga tersungkur kebelakang.

Teman-teman Rangga yang melihat itu segera membantu Rangga yang sedikit mabuk untuk berdiri.

"Kenapa lo tiba-tiba mukul gue a*j*ng!" Teriak Rangga lalu membalas pukulan Abun yang membuat kepala Abun menoleh keras akibat pukulan Rangga.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang