CHAPTER 40

558 60 14
                                    

Waktu dihabiskan untuk mencari tempat pulang. Hingga lupa, bahwa diri sendiri adalah rumah yang perlu dirawat.

---

Keesokan harinya...

Triling...

Suara handphone berbunyi dengan nyaring, menandakan ada telpon yang masuk.

Junior yang merasa terganggu membuka matanya perlahan sembari menggeliat, kemudian segera menyambar handphonenya yang sedari tadi berdering.

"Siapa sih pagi-pagi ganggu aja" gumamnya.

Tanpa melihat siapa yang menelpon junior yang masih setengah sadar langsung mengangkat telponnya.

"Halo siapa?" Tanya Junior.

"Halo, ini gue Dannia" beritahu Dannia disebrang sana yang membuat junior segera melihat nama panggilan yang tertera.

Tetapi mengapa nama yang tertera adalah nama Jeha, ada apa sebenarnya.

"Kenapa handphone jeha ada di Lo?" Tanya Junior aneh.

"Gini gu-"

"Apa yang Lo lakuin ke Jeha, jangan macem-macem Lo ya" ucap Junior sinis.

"Dengerin gue dulu, Jeha demam gara-gara kehujanan semalem. Dan sekarang gue ada dirumahnya" beritahu Dannia.

"Kenapa bisa?" Tanya Junior.

"Nanti gue jelasin disini, cepet kesini jeha manggil-manggil nama Lo" beritahu Dannia.

Tanpa menjawab lagi Junior segera mematikan telponnya kemudian segera membangunkan dirinya dari kasur, lalu menatap jam dinding yang menunjukan pukul 1 siang.

"Astaga ternyata udah siang, jeha yatuhan!" Teriak junior khawatir kemudian segera berlari kekamar mandi, namun belum dua detik junior kembali keluar karena lupa mengambil handuknya.

"Arggghh!" Teriak Junior prustasi.

---

"Tante kenapa demamnya belum turun-turun" khawatir Dannia sembari memegang tangan Jeha.

"Sebentar lagi turun. Tadi sebelum kamu kesini, dokter cek katanya sebentar lagi turun" beritahu Tante Ranti, mamah dari Jeha.

"Dia emang gak pernah suka hujan. Maafin Dannia gara-gara Dannia dia kehujanan" sesal Dannia menatap Jeha sedih.

Ranti yang melihat itu mengusap bahu Dannia pelan "gpp mungkin karena saking bahagianya kamu maafin jeha, dia lupa kalo dia gak suka hujan" jelas Ranti.

Dannia yang mendengar itu segera menoleh kearah Ranti "Tante tau kalo kita lagi berantem?" Tanya Dannia.

"Dia sering cerita ke Tante" beritahu Ranti.

"Maafin Dannia yang kekanak-kanakan Tante" ucap Dannia meminta maaf.

"Gapapa masalah ada untuk dihadapi. Dan mungkin karena masalah itu kalian bisa semakin dewasa" Ranti tersenyum kearah Dannia "yaudah Tante turun kebawah dulu ya, kalo ada apa-apa panggil Tante aja" ucap Ranti yang diangguki oleh Dannia.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang