CHAPTER 10

1.9K 141 83
                                    

Setelah dari toilet, abun segera masuk kedalam kelas. Namun saat akan mendudukan dirinya di kursi, seseorang menarik kerah bajunya kemudian tanpa aba-aba orang itu menampar abun.

Abun yang masih syok tampak masih belum menyadari semuanya, Semuanya nampak begitu cepat bagi abun.

Setelah beberapa saat kemudian abun tersadar lalu mendongakan kepalanya menatap orang yang menampar dirinya.

Betapa terkejutnya abun melihat orang yang menampar dirinya, ya dia adalah Dannia. Biar ku tegaskan sekali lagi. Yang menampar abun adalah Dannia.

Orang yang sangat-sangat abun cintai. Orang yang membuat abun selalu bersemangat di setiap harinya.

Tapi mengapa Dannia menampar abun tiba-tiba?

"Apa yang udah Lo lakuin sama Rangga?" Bentak Dannia cukup keras. Semua siswa/siswi yang berada di kelas saling menatap bingung.

Abun yang masih dengan mode terkejutnya masih terdiam tidak melakukan apapun. Bahkan tidak membalas ucapan Dannia, sungguh dia masih begitu terkejut dengan semua yang terjadi secara tiba-tiba ini.

Merasa tidak ada balasan Dannia pun melanjutkan "kenapa Lo mukul Rangga sampe babak belur. Jawab gue!" Bentak Dannia lagi dengan sorot mata tajamnya menatap abun.

"Gue ngelakuin apa yang seharusnya gue lakuin" jawab abun membalas tatapan Dannia namun dengan sorot matanya yang teduh.

"Apa maksud Lo?, Lo kira dengan memukul seseorang bakalan ngebuat Lo terlihat keren? Bakalan ngebuat Lo banyak di sukai orang?" Tanya Dannia dengan menggebu-gebu.

Abun tidak menjawab. Dannia pun melanjutkan "jawab gue!" Bentak Dannia keras

"G-gue...

"Apa? Apa yang mau lo jelasin? Mau bilang kalo lo keren disini? Yang ada gue jijik liat kelakuan lo yang kayak gini. Gue kira Lo orang baik-baik ternyata aslinya kayak berandalan. bahkan lebih dari itu" ucap Dannia kembali tanpa memikirkan perasaan abun.

Sakit, mengapa sakit sekali ketika Mendengar dannia orang yang abun cintai bahkan sangat dia cintai mengatakan itu didepan dirinya, bahkan didepan semua orang.

Andai Dannia tahu bahwa abun melakukan ini demi dirinya, demi Dannia. Tapi abun tidak bisa melakukan apa-apa disini, ini memang salahnya. Mengapa dia tidak memikirkan resikonya, dasar abun bodoh.

Abun merasa ada bagian dari dirinya yang terluka, bahkan dirobek paksa. Ya hati abun merasa terluka disini. abun mati-matian melindungi dannia. Dan dannia mati-matian menghancurkan Abun.

Abun rela jika melihat Dannia bahagia bersama orang lain, abun bahkan rela melihat Dannia tertawa karena orang lain, tapi abun tidak rela jika ada orang yang ingin menghancurkan kebahagiaan Dannia. Abun tidak akan membiarkan orang itu melakukan nya.

Tapi apakah ada yang lebih sakit daripada tidak dipercayai oleh orang yang kau cintai? Apakah ada yang lebih sakit daripada dibenci orang yang kau cintai? Katakan kepada abun jika ada.

"Gue nyesel udah kenal sama Lo" ucap Dannia lalu pergi meninggalkan abun.

Ada lagi yang lebih sakit dari ini?

Untuk beberapa saat abun masih mematung disana sampai tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya pelan.

"Sebenernya apa yang udah terjadi Bun?" Tanya Rio.

Abun menoleh "gak ada apa-apa" jawab abun.

"Apa Lo belum nganggep gue sebagai  sahabat Lo Bun?" Tanya Rio

"Apa maksud lo?"

"Bahkan Lo gamau cerita sama gue. Berarti Lo bener-bener belum nganggep gue sebagai sahabat Lo" ucap Rio menatap abun lekat.

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang